"Fir, Â kemari. Kami ada perlu sebentar."
Akhirnya kami berbincang sangat serius, Â membuat bulu kudukku meremang.
"Kenapa Binar melakukan itu?"
"Entah, kamu tidak merasa aneh dengan dia?"
"Enggak, Fir. Dia baik setiap hari, Â hampir tak ada cela."
"Sebaiknya kita jangan suuzon dulu, Â tapi aku melihat sendiri dia ke sana. Sebab orang itu di tempatku sudah terkenal."
"Nah yang disukai Binar siapa? Yang mau dicelakakan siapa Fir?"
"Tidak ada yang ingin dia celakakan, Â hanya agar yang dia sukai menjauh darimu."
"Nah aku gak tahu siapa yang suka aku."
Firman melirik ke arah Budi.
"Kamu?" aku nyeplos saja tanya Budi melihat lirikan mata Firdaus
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!