"Eh, Â enggak. Biasa saja kog."
"Nah kamu semalam belikan nasi goreng, terus tanya-tanya aku, aman apa enggak."
"Kan aku disuruh Firdaus." Budi mulai terlihat bingung. "Kali saja dia, Â kan kamu Fir nyuruh aku chat Yura. Kalau nasi goreng memang pas aku beli Binar juga mau beli, Â jadi sekalian aku bayarin."
Sekarang aku yang bingung. Kupandangi mata Budi dan Firdaus bergantian mencari kebenaran.
"Aku jadi takut nih, Â aku harus bagaimana?"
"Tenangkan dirimu, Â mmm sebaiknya kamu nginap di kosan teman lain dulu bisa? Biar aku sama Budi yang bicara ke Binar."
"Terserah kalian deh, Â aku juga gak tahu siapa yang suka aku, Â nah sudah kirim jampi-jampi dan kembang gitu yang disukai Binar gimana?"
"Ya, Â paling biasa saja, Â gak mempan. Sudah ketahuan," Budi meyakinkanku.
"Sampe begitu amat saking sukanya, Binar. Ya bilang kan bisa ke aku, Â jadi aku bisa kaga jarak gitu. Lagian juga aku gak tahu siapa."
"Ya wis, Â kamu gak perlu tahu siapa yang suka kamu. Â Yang penting kamu harus aman, Â aku khawatir Binar melakukan hal yang tambah ngeri."
*****
Aku jadi takut mau masuk kamar kosan, Â tapi aku harus mengambil beberapa barang, sebelum nginap di kosan teman.