Bagian 3
Alat USG itu menari nari di atas perutku, jantungku semakin berdebar menunggu penjelasan dokter.
"Ibu Sari, Â bisa lihat di layar monitor? janinnya bagus sudah mulai ada denyut nadi."
Jantungku serasa berhenti, Â bila sudah ada denyut nadi berarti usia kandunganku sudah tiga bulan, Â ya Tuhan. Mengapa aku tidak mengetahui ini. Â Andai Johan tahu waktu itu, Â pasti dia akan merobek surat perjanjian itu dan tidak akan ada kata berpisah.
"Saya beri vitamin ya, Â jaga kesehatan diri dan calon bayinya., karena kondisi saat ini sangat buruk."
"Iya dokter, terima kasih."
Entah, aku tak tahu harus bersedih atau bahagia, Â bisa jadi aku sedang dalam posisi keduanya. Apakah hidup tak adil untukku? Â Tak ada guna pula menyalahkan hidup, Â nasibku ada di tanganku. Tuhan pengatur segalanya, Â aku pasrah padaNya, semoga aku kuat. Aku elus perutku yang masih rata.
Kulihat ada sebuah mobil terparkir di depan rumah, kuparkir motorku di teras, Â tumben ibu menyambutku.
"Sari, Â dari mana saja, Â tadi ibu telpon tidak diangkat, Â ada tamu itu, Â ayo."