Mohon tunggu...
Bellarosita Faisal
Bellarosita Faisal Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hiking

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Karakter melalui Kearifan Lokal Adat Moloku Kie Raha

26 Juni 2024   20:31 Diperbarui: 16 Juli 2024   09:28 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beredarnya video aksi pengeroyokan yang dilakukan sekelompok remaja di kota Ternate dengan latar belakang pendidikan SMP - SMA pada Senin, 20 Mei 2024 di sebuah akun instagram menuai banyak komentar akan perilaku sekelompok remaja tersebut yang dianggap kriminalitas atau karakter yang negatif.

Hal  tersebut masuk dalam kategori kenakalan dan kejahatan remaja . Aksi pengeroyokan itu juga  membuat masyarakat luas mempertanyakan pola asuh orang tua, lingkungan pergaulan dan sekolah bahwa perilaku tersebut merupakan  hasil dari gagalnya didikan, pengawasan orang tua, lingkungan pergaulan bebas, dan sekolah yang kurang memperhatikan serta memberi pengetahuan mengenai pendidikan karakter agar anak-anak berperilaku baik dalam kehidupan sehari -hari. Kejadian  ini menjadi perhatian penting bahwa orang tua, masyarakat dan sekolah perlu memberikan pengetahuan tentang pendidikan karakter.  Anak -anak perlu mendapatkan pendidikan karakter sejak usia dini dan harus dimaksimalkan pada usia sekolah dasar. Meski potensi yang baik sebenarnya sudah dimiliki sejak lahir tetapi potensi tersebut harus dibina dan dikembangkan melalui sosialisasi baik dari keluarga, masyarakat dan sekolah.

 Mengutip dari salah satu teori seorang filsuf dari Inggris, John Locke yaitu tabula rasa , bahwasanya anak yang baru lahir ibarat sebuah 'kertas kosong' yang mana membutuhkan orang dewasa untuk mengisi dan mewarnainya. Maka peran orang tua, masyarakat, dan guru adalah melakukan penanaman nilai - nilai baik dalam pendidikan karakter. Sebab anak belajar dengan cara meniru atau mencontohi hal -hal yang dilakukan orang lain terutama guru.

Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntutan bimbingan kepada peserta didik untuk menjadi  manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, cipta, rasa, dan karsa. Pendidikan karakter juga dimaknai sebagai pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan  mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik - buruk , memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari - hari dengan sepenuh hati.

( Ki Hadjar Dewantara). Pendidikan karakter ini perlu diterapkan melalui ilmu pengetahuan yang dibantu juga orang -orang sekitar orang tua, guru serta masyarakat yang sangat penting untuk mengembangkan karakter anak.

Pendidikan karakter merupakan tanggung jawab bersama. Selain keluarga dan masyarakat sekolah menjadi basis utama dalam pendidikan karakter. Sekolah harus mampu untuk memanfaatkan sumber yang tersedia sebagai media pembelajaran pendidikan karakter, mulai dari lingkungan sekolah sampai dengan lingkungan   masyarakat. Pendidikan karakter terintegrasi dalam mata pelajaran yang menanamkan nilai-nilai yang bertujuan membentuk warga negara yang baik. Kedudukan pendidikan karakter di Indonesia sejajar dengan subjek- subjek mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, yang membedakan dengan mata pelajaran lainnya adalah bentuk pengajarannya. Pendidikan karakter di Indonesia pada umumnya diintergrasikan dengan mata pelajaran pendidikan kewarnegaraan. Selain itu pendidikan karakter juga wajib diintegrasikan melalui muatan kearifan lokal seperti yang terdapat dalam kurikulum merdeka.

Melihat kenakalan dan kejahatan remaja di atas, kita perlu memaknai kembali kearifan lokal dalam kehidupan sehari-hari sebagai bahan ajar dalam meningkatkan karakter dan pengembangan diri anak sejak usia dini. sehingga dalam kehidupan anak - anak mengetahui dan menerapkan nilai-nilai kehidupan yang baik. Penerapan kearifan lokal dalam membentuk karakter pada anak dapat dilakukan dalam kegiatan sehari - hari misalnya seperti menggunakan bahasa daerah, mentaati adat, dan tradisi daerah sebagai acuan dalam hidup dimasyarakat, serta  dapat membiasakan anak untuk berperilaku sopan dalam kehidupan sehari - hari.

Kearifan Lokal

Kearifan lokal adalah pandangan hidup ilmu pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka. Dalam bahasa asing sering juga dikonsepsikan sebagai kebijakan setempat “local wisdom” atau pengetahuan setempat “local knowledge” kecerdasan setempat “local genius”. 

Menurut ( Suhartini : 2009), kearifan lokal merupakan sebuah warisan nenek moyang yang berkaitan dengan tata nilai kehidupan, dimana tata nilai kehidupan tidak hanya menyatu dalam bentuk religi, tetapi juga dalam budaya dan adat istiadat.

 

Kearifan lokal adalah kebijaksanaan manusia yang bersandar pada filosofi nilai - nilai, etika, cara -cara dan perilaku yang melembaga secara tradisional (S.Swarsi Geriya ).  Indonesia sendiri merupakan negara yang memiliki beragam suku dan budaya yang ada pada setiap daerah, Salah satunya kota Ternate. Melihat kenakalan dan kejahatan remaja yang terus terjadi orang tua, masyarakat, dan guru perlu memaknai kembali kearifan lokal dalam kehidupan sehari-hari sebagai bahan ajar dalam meningkatkan karakter dan pengembangan diri anak sejak usia dini, sehingga dalam menghadapi perkembangan zaman yang semakin pesat dan era 5.0 anak-anak sebagai penerus generasi bangsa mampu menghadapinya, dan kearifan lokal menjadi benteng jati diri mereka agar tidak terbawa arus globalisasi. Penerapan kearifan lokal dalam membentuk karakter pada anak dapat dilakukan dalam kegiatan sehari-hari misalnya seperti menggunakan bahasa daerah, mentaati adat, dan tradisi daerah sebagai acuan dalam hidup dimasyarakat, serta  dapat membiasakan anak untuk berperilaku sopan dalam kehidupan sehari - hari.

Menurut Sibarani kearifan lokal adalah kebijaksanaan atau pengetahuan asli yang berasal dari nilai luhur tradisi budaya untuk mengatur tatanan kehidupan masyarakat (2014 : 114).  Kota Ternate memiliki 10 ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan nilai-nilai kemanusian yang harus diterapkan manusia agar mendapatkan keselamatan dunia dan akherat, nilai-nilai yang terkandung didalam Adat Moloku Kie Raha khususnya Ternate adalah ilmu pengetahuan yang berasal dari awal zaman di bumi, yaitu Adam. Ilmu pengetahuan ini adalah serangkaian hukum dasar yang membatasi dan menjaga perilaku manusia dalam rangka hubungannya dengan manusia yang lain.

Pendidikan Karakter Melalui Kearifan Lokal Adat Kie Raha

 

Orang Ternate memiliki tata kehidupan dengan aturan lisan yang mengikat komunitas orang Ternate yaitu Adat Moloku Kie Raha, isi dari aturan lisan itu merupakan warisan moyang mengenai nilai -nilai kemanusiaan yang ada di dalam diri manusia. Sepuluh Adat Moloku Kie Raha ini adalah implementasi akar budaya asli orang Ternate yang sampai sekarang menjadi pedoman serta pegangan masyarakat Ternate sebagaimana menjaga martabat orang Ternate. Namun, seiring berkembangnya zaman sepuluh nilai kemanusiaan Adat Moloku Kie Raha mulai tergeser berlahan - lahan.Pendidikan Karakter Adat Moloku Kie Raha

Adat Se Atorang

Secara defenisi, adat adalah perilaku atau perbuatan manusia yang sudah terpola lalu dilakukan secara terus- menerus sehingga menjadi suatu kebiasaan, didalamnya mengandung nilai-nilai yang dijadikan pegangan dalam mengatur perilaku individu maupun kelompok yang dinamakan masyarakat. Yang menjadi pokok bahasan pada Adat Se Atoran adalah bagaimana manusia menciptakan produk hukum yang bisa menjamin kepastian hukum guna mencapai keadilan, apa landasan yang harus digunakan dalam membuat suatu ketetapan hukum dan bagaimana hukum itu harus diberlakukan. Dan sudah menjadi ketetapan bahwa perilaku atau perbuatan manusia dibatasi oleh sejumlah aturan agar terjadi keselarasan hubungan antara yang satu dengan yang lainnya. Secara teoritis bisa dikatakan bahwa, apabila dalam suatu masyarakat tidak memiliki hukum yang mengaturnya maka yang terjadi adalah anarkisme. Salah satu contoh diatas anak - anak yang melakukan aksi pengeroyokan, karena hukum itu sendiri sangat menentukan nasib manusia.

Makna dari Adat Se Atoran adalah Ilmu Pengetahuan yang diberikan Allah kepada manusia guna menciptakan Hukum agar dapat mengatur perilaku individu dengan individu, individu dengan masyarakat dan masyarakat dengan masyarakat dalam semua aspek kehidupannya. Dengan lain kata, Adat Se Atorang adalah hukum Illahi yang harus atau wajib dibuat dan diterapkan oleh manusia. Yang dimaksud hukum Illahi bukanlah hukum yang bersumber langsung dari Tuhan, melainkan hukum yang dibuat bersandarkan pada nilai - nilai kemanusiaan dengan betul - betul menjalankan sifat - sifat ke-Illahi -an yang melekat pada diri manusia.

Istiadat Se Kabasaran

Istiadat Se Kabasaran yaitu kekuasaan Illahi yang dijalankan oleh manusia yang menjelma didalam lembaga yang dibentuk untuk menjalankan kekuasaan dan dilaksanakan dalam rangka melakukan ibadah Suba Jou semata. Artinya seseorang yang menjadi pemimpin dalam lembaga atau kelompok apapun merupakan kekuasaan Tuhan dimana kekuasan yang dijalankan untuk dan atas nama Tuhan semata dalam rangka ibadah Suba Jou dengan kesadaran diri bahwa kekuasaan adalah amanah bagi kepentingan orang banyak (rakyat) dari pada kepentingan diri dan kelompok kecilnya. Jika kesadaran ini telah mendarah daging dalam setiap tarikan nafas manusia, maka tujuan dilimpahkan kekuasaan Tuhan kepada manusia yaitu menciptakan kesejahteraan, keselamatan, kebahagiaan,keselaraahan, dan kemuliaan hidup manusia di dunia dan akherat dapat tercapai. Karena itu harus disadari bahwa kekuasaan adalah suatu keharusan untuk memperoleh kepastian hukum dalam mencapai tujuan hidup bersama yang aman dan tentram. Contoh dari kekuasaan Tuhan yang dijalankan manusia sebagaimana yang digambarkan adalah kekuasaan para Kolano di Moloku Kie Raha yang dijalankan berdasarkan filosofi Jou Se Ngofangare yaitu Kolano dan Bala sama -sama berada di puncak tertinggi.  Bala tidak membawahi Kolano, dan Kolano tidak membawahi Bala. Yang mebedakan hanya tugas dan fungsi masing - masing,   yaitu Kolano adalah pemimpin dan Bala adalah yang dipimpin. Artinya, Bala memberikan kemuliaan, kehormatan, dan segenap jiwa raganya kepada Kolano serta patuh dengan Id’in (perintah) Kolano, dan Kolano mengurusi Bala dengan sepenuh hati, melebihi dari kepentingan diri sendiri dan kelompok kecilnya.

Jika Istiadat Se Kabasaran ini diajarkan pada anak -anak maka pemimpin pada masa akan datang memiliki karakter yang jauh dari perilaku korupsi karena, benar -benar menjalankan tanggung  jawab berdasarkan kekuasaan Illahi atau amanah.

Galib Se Lakudi

Galib Se Lakudi adalah ketetapan dan ketentuan Allah yang berlaku bagi manusia disemua segi kehidupan di mana manusia tidak boleh merubahnya, kendatipun dalam hal-hal tertentu manusia mampu merubahnya. Manusia adalah makhluk Allah yang diberikan kebebasan yang sangat besar didalam perbuatan atau perilakunya guna menentukan kehidupannya sendiri. Manusia bebas mengeluarkan gagasan -gagasan yang ada dalam dirinya ; manusia bebas memilih apa yang disukainya dan apa yang tidak disukainya. Begitu besar kebebasan yang dimiliki manusia sehingga kebebasan dianggap sebagai hak Azasi. Segala pembatasan yang dianggap menghambat kebebasan, mendapat tentangan keras, yang pada akhirnya melahirkan pemikiran - pemikiran ide-ide atau gagasan -gagasan untuk membenarkan perilaku bebas manusia. Individualisme dan Liberalisme adalah contoh ideologi kebebasan yang lahir sebagai akibat penolakan manusia terhadap upaya penghambatan kebebasan itu sendiri.

Galib Se Lakudi menjangkau seluruh sendi kehidupan manusia. Kebebasan dan Tanggung Jawab adalah Galib se Lakudi, Shalat lima waktu, Puasa, dan Haji adalah Galib ee Lakudi, pergi ke Gereja Sabtu & Minggu adalah Galib se Lakudi, makan - minum dari rejeki yang baik-baik adalah Galib Se Lakudi, berpakaian tidak memperlihatkan aurat adalah Galib se Lakudi, mencari nafkah yang halal adalah Galib se Lakudi, manusia menikah untuk melanjutkan keturunan adalah Galib se Lakudi dan ini merupakan contoh -contoh yang tidak bisa dirubah.  Prinsipnya jika perbuatan atau perilaku manusia melebihi dari ketetapan dan ketentuan Illahi, maka ada “Sangsi” yang bakal diterimanya. Mulai dari sangsi moral sampai hukuman badan terutama diakhir zaman nanti. Dengan demikian hakekat manusia diciptakan dan diturunkan ke bumi adalah , guna memenuhi tanggung jawabnya sebagai makhluk yang sangat sempurna ada yang dilebihkan dari makhluk Allah yang lainnya.

Sere Se Duniru

Jika diandaikan dengan sebuah permainan, maka ada tata cara aturan main yang berlaku dari permainan tersebut yang harus dilaksanakan manusia agar tercapai tujuan dari permainan itu. Seperti dalam permainan basket, misalnya pemain-pemain basket harus mengikuti  aturan main yang berlaku dalam permainan basket dengan tujuan dari pertandingan basket itu sendiri adalah menciptakan poin hingga membuahkan kemenangan.  

Sejumlah tata cara dan aturan main yang berlaku didalam hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam semesta dan manusia dengan Tuhan yang hakekatnya melakukan ibad ah Suba Jou, itulah yangdimaksuddenganSereSeDuniru.

Sere Se Duniru adalah tata cara dan aturan main Tuhan yang ada di dalam diri manusia yang harus diterapkan guna membangun hubungan antara manusia dengan manusia. Jika manusia keluar dari tata cara dan aturan Illahi, maka disharmonisasi hiduplah yang akan dihadapi umat manusia. Bahkan tak jarang melahirkan konflik.  

Contoh yang paling aktual dari tata cara dan aturan main yang sering keluar dari sistem Illahi adalah dalam dunia politik praktis yang kerap melahirkan konflik. Manusia tidak lagi dipandang sebagai Hamba Allah yang harus dijaga harkat dan martabatnya ,tapi lebih dianggap sebagai lawan yang harus dihancurkan. Dalam dunia politik, nilai - nilai kemanusiaan dan sifat - sifat ke- Illahi -an yang ada dalam diri manusia sangat terpinggirkan, bahkan terbuang. Dalam politik, tidak ada kawan dan lawan yang abadi. Yang ada hanya kepentingan yang abadi. Ketika kepentingan tidak sejalan, maka akan menjadi lawan yang harus disingkirkan dengan segala cara, mulai dari pembunuhan karakter, fitnah memfitnah, sampai penghilangan nyawa manusia. Akhirnya larangan Tuhan agar manusia menjauhi sifat -sifat munafik, terabaikan begitu saja.

Cing Se Cingare

Secara harfiah Cing Se Cingare berarti berbuat sesuatu agar perbuatannya itu dapat “dilihat” dan “diperhatikan” oranglain. Suatu perbuatan jika dilakukan dan bersentuhan dengan suatu masalah, maka akan mengundang orang untuk “melihat”dan memperhatikannya. Reaksi yang timbul dari aksi tersebut akan berbentuk pengawasan dari berbagai pihak. Namun dalam konteks Suba Jou,  pengertian itu tentu dirasakan terlalu sempit. Karena itu, makna yang terkandung di dalam kata “dilihat” dan “diperhatikan” bisa disinonimkan dengan“diawasi” atau “ pengawasan”.

Dalam arti luas,Cing Se Cingare adalah pengawasan Tuhan terhadap semua gerak -gerik manusia baik yang dibuat secara terang - terangan maupun yang dibuat sembunyi -sembunyi, termasuk semua gerak dan gerik dari alam semesta.

Bobaso Se Rasai

Bobaso Se Rasai adalah salah satu pengetahuan yang diberikan Tuhan kepada manusia agar manusia dapat saling membina hubungan baik, saling menjaga kehormatan diri, saling menjaga perasaan masing - masing. Dengan Bobaso Se Rasai, manusia terhindar dari dan menjauhi fitnah.

Jadi Bobaso Se Rasai adalah “Rasa” dan yang “merasakan”  “Rasa” yang ada di dalam diri seseorang akan sama dengan “rasa” yang ada di dalam diri orang lain. Kenikmatan hidup di dunia dan di akhirat sangat bersentuhan dengan “rasa” yang ada di dalam diri manusia. Jadi semasa hidup di dunia, manusia harus hati -hati dengan “rasa” yang dimilikinya. Tuhan memberikan “rasa -Nya” kepada hamba - hamba -Nya bukan untuk disalah gunakan.  “Inna lillahi wa’ inna illahi ra’jiun,”  (Q.S. 2 : 156).

Orang Ternate menyebut “rasa” dan merasakan itu dengan istilah Bobaso Se Rasai. Berkaitan dengan “rasa” dan “merasakan”, dalam dola bololo diibarakat sebagai berikut :

Lemo -lemo sio, lemo se ma rau, demo segala demo, demo rimoi bato. Jaga mada afa mara susah, tagal demo dadi kasangsara. ( Jeruk -jeruk, jeruk dengan daunnya, kata demi kata, berkatalah satu saja. Jaga mulut jangan sampai susah, karena kata akan jadi sengsara).

Syair di atas memperingatkan manusia bahwa dalam pergaulan hidup, hendaknya manusia senantiasa menjaga kata - katanya, karena mulut (kata) bisa mendatangkan bencana bagi manusia itu sendiri. Orang tua - tua Ternate melambangankannya dengan pohon jeruk, buah dan daunnya. Ada satu jenis pohon jeruk memiliki duri, sakit bila tertusuk, rasanya asam, dan uap yang keluar dari kulit jeruk yang mengandung butiran air jika kena dimata terasa perih.

Maka manusia wajib menjaga “rasanya” karena “rasa” itulah yang “merasakan” segala sesuatu yan bersifat kesenangan dan kesakitan di dunia dan “rasa” itupula yang “merasakan” kesenangan maupun kesakitan di akherat nanti. Oleh karena itu, semasa hidupnya, manusia wajib menjaga “rasa”nya karena akibat dari “rasa”nya itu, ada yang “merasakan”.

Cara Se Ngale

Kehidupan di bumi merupakan tempat di mana manusia diuji atau dituduh oleh Tuhan. Di bumi telah tersedia berbagai keperluan bagi manusia. Segala yang terkandung diperut bumi menjadi rebutan uma manusia. Karena itupula Tuhan mengatakan bahwa sebagian manusia akan menjadi musuh bagi manusia lainnya dan di bumi pula ada kesenangan hidup sampai batas waktu yang telah ditentukan

 (QS. 2 : 36) Didalam memenuhi kepentingan lahiriahnya, tidak jarang segala cara dipakai, semua jalan ditempuh. Hak orang lain menjadi begitu mudah dikesampingkan Prinsip didalam “hak” Ana due ana due, ngom due ngom due telah menjadi ana due ngom due (orang punya, orang punya, kita punya kita punya telah menjadi orang punya ya kita punya ). Pergaulan antar sesama manusia hanya diukur dari untung ruginya. Dan pergaulan itu dibangun sudah bukan karena Allah semata. Kesenangan dan kenikmatan dunia membuat manusia lupa bahwa semua itu harus dipertanggung jawabkan pada waktunya. Sikap yang hanya mementingkan kesenangan sesaat membuat manusia lupa bahwa ada kesenangan abadi, dimana, justru kesenangan itulah yang harus dituju manusia, yaitu kesenangan di akherat ; sorga. Akibat dari manusia yang selalu mendahulukan kesenangan duniawi yang amat berlebihan, manusia sering meninggalkan jalan yang telah ditunjukan Allah.

Di Ternate ada syair yang mengisyaratkan di mana manusia ketika terlalu mengejar kesenangan hidup membuat manusia lupa diri dan melakukan perbuatan yang seharusnya tidak boleh diperbuat yang akibat dari perbuatan itu, Tuhan menghukum seluruh manusia dengan menenggelamnkan kampung itu, maka musnahlah seluruh manusia dan harta bendannya. Kampung yang tenggelam itu bernama Tolire. Makanya satu - satunya kampung tidak memiliki penduduknya hanya Tolire. Petikan syairnya sebagai berikut :

Toma Gamlamo sema Gam Tolire, Gam Jaha. Ena ma oras toma subuh, ma namo temo walo raange. Lobi dai lobi dia mancia gunanga duka nyinga singsara siokona. Ana simongo - mongo, Kie ma Cara se Ngale, m aKie ipoto, ma ngolo i rua, Gam Tolire, Gam Jaha. ( Di negeri Gamlamo ada kampung Tolire, kampung yang tenggelam, Pada waktu subuh, ayam selalu berkokok tiga kali.  Aduh kasihan manusia berwajah duka dan hatinya sengsara diliputi awan hitam di laut dan awan hitam di darat. Mereka pun tertegun dengan kebesaran yang diperlihatakan Tuhan di mana gunung diperintahkan memunculkan kekuatannya dan air laut mengalir masuk akhirnya kampung Tolire pun tenggelam.

Itulah kisah yang terjadi di bumi di mana Tuhan langsung menghukum manusia -manusianya, yang dilambangkan dengan Kie ma Cara sema Ngale.

Kisah tenggelamnya Gam Tolire memang hanya merupakan lengenda yang kebenarannya Walahu’alam bisawab, Allah Maha Mengetahui apa -apa yang pernah terjadi dan akan terjadi. Namun dari cerita itu paling tidak kita bisa memetik hikmah yang terkandung didalamnya, bahwa ketika manusia tidak lagi menempuh jalan sesuai yang Allah tunjukan maka hanya menunggu waktunya untuk menerima hukuman sebab jalan yang ditempuh tidak diridhai Allah.

Dari paparan dan dola bololo di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa, Cara Se Ngale adalah jalan Illahi yang harus ditempuh manusia di muka bumi, yaitu perintah yang harus ditaati dan larangan yang harus dijauhi manusia. Jika diandaikan, Cara se Ngale laksana Ilmu dengan Metodologinya, semakin tepat metode yang digunakan untuk mengkaji dan menganalisa suatu masalah, maka akan semakin tepat hasil yang didapat. Namun jika metodenya saja sudah keliru, maka hasilnya pun keliru.

Loa Se Bannar

Perbuatan yang lurus dan benar adalah perbuatan Allah sebagaimana yang telah dicontohkan oleh para Nabi dan Rasul -Nya. Yaitu perbuatan yang diridhai oleh Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Jika manusia di dalam memenuhi hajatnya selalu menempuh jalan yang lurus dan benar, maka hasil yang diperoleh manusia adalah kebaikan, bukan keburukan. Semakin lurus dan benar jalan yang ditempuh manusia, akan semakin baik hasil yang diraih manusia. Semakin bengkok dan salah jalan yang ditempuh manusia, akan semakin buruk hasil yang diraih manusia, terutama di akhir zaman nanti.

Di dalam ilmu pengetahuan yang telah Allah berikan kepada manusia agar manusia memperoleh keselamatan hidup dunia dan akherat, dalam bahasa Ternate disebut Loa Se Bannar yaitu, Kebenaran Illahi yang ada pada manusia. Loa Se Bannar adalah perbuatan lurus dan benar guna mencapai kebaikan yang telah ditunjukan Tuhan kepada manusia, melalui sikap dan perilaku para Nabi dan Rasul. Kita memang tidak bisa menjadi Nabi dan Rasul, tapi kita bisa dan harus meniru sikap dan perilaku Nabi dan Rasul untuk dijadikan sikap dan perilaku ( suri tauladan) umat manusia masa kini. Karena sikap dan perilaku Nabi dan Rasul itu adalah sikap dan perilaku dari makhluk yang dikatakan sempurna : Manusia.

Duka Se Cinta

Duka Se Cinta, yaitu rasa kasih dan sayang yang hadir di dalam diri manusia, yang merupakan sifat Pengasih dan Penyayang dari Allah yang ada di dalam diri manusia sempurna. Manusia hidup telah ditakdirkan saling tergantung satu sama lain. Sehingga di dalam hubungan yang saling ketergantungan itu lahirlah sikap toleransi di mana manusia akan turut merasakan apa - apa yang dirasakan oleh orang lain. Penderitaan yang dialami oleh seseorang, misalnya, ditimpa musibah kecelakaan, bencana alam, kerusuhan dan bahkan kematian, akan melahirkan sikap peduli terhadap derita yang dialami orang tersebut. Ini terbukti dengan datangnya orang -orang, baik dalam rangka mengucapkan rasa belasungkawa maupun ikut serta menyumbangkan tenaganya.

Dalam dola bololo dikatakan : “Ino fo makatinyinga doka gosora se bualawa, om doro yo mamote, fo magogoru se madudara. ( Marilah kita bertimbang rasa bagaikan pala dan fulinya, masak bersama gugur pun bersama, yang dilandasi rasa kasih dan sayang ).”

Dola bololo di atas mengingatkan manusia bahwa manusia tidak boleh melupakan sifatnya yang paling utama di dalam membangun dan membina kehidupannya sebagai makhluk yang hidup berkelompok dan saling ketergantungan antara satu dengan lainnya, yaitu sifat Pengasih dan Penyayang.

 Baso Se Hormat

Kebiasaan orang Ternate di dalam pergaulan hidup sehari -hari adalah dengan menyebut nama Tuhan yaitu Jou. Misalnya  “Suba Jou ngon tagi kasa ge”. Maka akan dibalas  “Jou Suba, fangare / fajaru sari tagi...” (diikuti keterangan tempat atau tujuan). Atau ketika orang mempersilahkan tamunya duduk :  “tego jou” akan dibalas n’Jo, Jou”

Ada beberapa hal yang dimaknai dengan kebiasaan -kebiasaan seperti itu, Pertama pengakuan terhadap Tuhan yang ada di dalam diri manusia, yang kemudian melahirkan pemuliaan, pengagungan dan penyembahan kepada Tuhan, dan kedua, sebagai ungkapan rasa hormat terhadap sesama manusia. Jadi ketika kita memulai segala sesuatu (dalam rangka hubungan manusia dengan manusia) dengan memuliakan Tuhan maka akan lahir sikap hormat menghormati terhadap sesama manusia.

Ekspresi manusia yang terbentuk dalam sapaan yang mengandung makna penghormatan terhadap sesama manusia itulah, yang dimaksud dengan Baso Se Hormat. Ini dimaksudkan agar terjadi keharmonisan dan keakraban, baik di lingkungan keluarga maupun lingkungan pergaulan antar sesama anggota masyarakat. Jadi Baso se Hormat adalah penghormatan yang bersifat human relation, untuk membina keakraban dengan sesama manusia.

Dalam dola bololo yaitu  “Ngone doka dai loko, ahu yo mafara - fara, rubu - rubu yo ma moi -moi, doka saya raku moi. ( Kita bagaikan berjenis kembang di padang rumput, tumbuh hidup berpencar -pencar, namun terhimpun dalam satu genggaman, bagaikan hiasan serangkai kembang).”

Terlihat bahwa Ngone doka dai loko adalah manusia dengan berbagai bangsa, etnis, bahasa, rasa, agama dan budaya adat istiadat. Ahu yo ma fara -fara adalah kehidupan manusia secara geografis terpisah. Rubu - rubu yo ma moi - moi diartikan bahwa manusia hanya berbeda secara lahiriah saja, secara hakikat yaitu sama - sama memiliki nilai - nilai kemanusian dan sifat - sifat ke- Illahi-an yang universal karena berasal dari diri yang satu. Kita tahu bahwa berbagai jenis kembang dengan berbagai warna jika disatukan dalam satu ikatakan, maka akan terlihat sangat indah. Begitupun dengan kehidupan manusia, jika dibangun dengan sikap saling hormat satu dengan lainnya, maka akan tercapai suatu keharmonisan hidup. Inilah yang dimaksud dengan kalimat  “doka saya raku moi” bagaikan hiasan serangkai kembang.

 Sepuluh  nilai -nilai kemanusiaan di atas merupakan investasi pendidikan karakter anak- anak Ternate, warisan leluhur yang wajib diimplementasikan pada diri setiap anak agar tumbuh berperilaku  baik melalui pendidikan formal maupun non - formal di kota Ternate. Seperti dalam sastra lisan Ternate Dola bololo “Dodoto se Biasa, Poha Biasa Ua ( Belajar dan kebiasaan, tidak mampu kebiasaan). Artinya kebiasaan yang buruk membawa hal negatif, sebaliknya kebiasaan baik seperti santun berperilaku menjadikan pribadi yang baik hingga dewasa kebiasaan baik tersebut menjadi contoh perilaku baik membutuhkan peran orang tua & guru dalam membimbing, membina hingga menjadi kebiasaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun