Mohon tunggu...
Bellarosita Faisal
Bellarosita Faisal Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hiking

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Karakter melalui Kearifan Lokal Adat Moloku Kie Raha

26 Juni 2024   20:31 Diperbarui: 16 Juli 2024   09:28 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam arti luas,Cing Se Cingare adalah pengawasan Tuhan terhadap semua gerak -gerik manusia baik yang dibuat secara terang - terangan maupun yang dibuat sembunyi -sembunyi, termasuk semua gerak dan gerik dari alam semesta.

Bobaso Se Rasai

Bobaso Se Rasai adalah salah satu pengetahuan yang diberikan Tuhan kepada manusia agar manusia dapat saling membina hubungan baik, saling menjaga kehormatan diri, saling menjaga perasaan masing - masing. Dengan Bobaso Se Rasai, manusia terhindar dari dan menjauhi fitnah.

Jadi Bobaso Se Rasai adalah “Rasa” dan yang “merasakan”  “Rasa” yang ada di dalam diri seseorang akan sama dengan “rasa” yang ada di dalam diri orang lain. Kenikmatan hidup di dunia dan di akhirat sangat bersentuhan dengan “rasa” yang ada di dalam diri manusia. Jadi semasa hidup di dunia, manusia harus hati -hati dengan “rasa” yang dimilikinya. Tuhan memberikan “rasa -Nya” kepada hamba - hamba -Nya bukan untuk disalah gunakan.  “Inna lillahi wa’ inna illahi ra’jiun,”  (Q.S. 2 : 156).

Orang Ternate menyebut “rasa” dan merasakan itu dengan istilah Bobaso Se Rasai. Berkaitan dengan “rasa” dan “merasakan”, dalam dola bololo diibarakat sebagai berikut :

Lemo -lemo sio, lemo se ma rau, demo segala demo, demo rimoi bato. Jaga mada afa mara susah, tagal demo dadi kasangsara. ( Jeruk -jeruk, jeruk dengan daunnya, kata demi kata, berkatalah satu saja. Jaga mulut jangan sampai susah, karena kata akan jadi sengsara).

Syair di atas memperingatkan manusia bahwa dalam pergaulan hidup, hendaknya manusia senantiasa menjaga kata - katanya, karena mulut (kata) bisa mendatangkan bencana bagi manusia itu sendiri. Orang tua - tua Ternate melambangankannya dengan pohon jeruk, buah dan daunnya. Ada satu jenis pohon jeruk memiliki duri, sakit bila tertusuk, rasanya asam, dan uap yang keluar dari kulit jeruk yang mengandung butiran air jika kena dimata terasa perih.

Maka manusia wajib menjaga “rasanya” karena “rasa” itulah yang “merasakan” segala sesuatu yan bersifat kesenangan dan kesakitan di dunia dan “rasa” itupula yang “merasakan” kesenangan maupun kesakitan di akherat nanti. Oleh karena itu, semasa hidupnya, manusia wajib menjaga “rasa”nya karena akibat dari “rasa”nya itu, ada yang “merasakan”.

Cara Se Ngale

Kehidupan di bumi merupakan tempat di mana manusia diuji atau dituduh oleh Tuhan. Di bumi telah tersedia berbagai keperluan bagi manusia. Segala yang terkandung diperut bumi menjadi rebutan uma manusia. Karena itupula Tuhan mengatakan bahwa sebagian manusia akan menjadi musuh bagi manusia lainnya dan di bumi pula ada kesenangan hidup sampai batas waktu yang telah ditentukan

 (QS. 2 : 36) Didalam memenuhi kepentingan lahiriahnya, tidak jarang segala cara dipakai, semua jalan ditempuh. Hak orang lain menjadi begitu mudah dikesampingkan Prinsip didalam “hak” Ana due ana due, ngom due ngom due telah menjadi ana due ngom due (orang punya, orang punya, kita punya kita punya telah menjadi orang punya ya kita punya ). Pergaulan antar sesama manusia hanya diukur dari untung ruginya. Dan pergaulan itu dibangun sudah bukan karena Allah semata. Kesenangan dan kenikmatan dunia membuat manusia lupa bahwa semua itu harus dipertanggung jawabkan pada waktunya. Sikap yang hanya mementingkan kesenangan sesaat membuat manusia lupa bahwa ada kesenangan abadi, dimana, justru kesenangan itulah yang harus dituju manusia, yaitu kesenangan di akherat ; sorga. Akibat dari manusia yang selalu mendahulukan kesenangan duniawi yang amat berlebihan, manusia sering meninggalkan jalan yang telah ditunjukan Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun