Lirik lagu ini dalam sebuah refren berbunyi demikian: Allah mengerti, Allah peduli segala persoalan yang kita hadapi, tak akan pernah dibiarkan-Nya kubergumul sendiri, sebab Allah peduli. Lagu ini mengandung arti dan makna yang mendalam bagi semua orang khususnya bagi orang Katolik di tengah pandemi Covid 19.
Lagu ini mengajarkan kepada semua orang bahwa Allah senantiasa menyertai umat-Nya dalam segala peristiwa hidup manusia. Penderitaan yang kita alami saat ini merupakan suatu cobaan hidup, apakah kita tetap setia dan percaya kepada Allah di tengah penderitaan.
Namun tak jarang pula ada sebagian orang yang percaya namun tidak menghayati imannya secara sungguh-sungguh ketika mengalami pergoncangan iman sehingga mereka putus asa dengan realita yang terjadi sehingga mereka bertanya-tanya tentang imannya, bertanya tentang eksistensi Allah, meragukan keberadaan Allah dan bahkan tidak percaya kepada Allah, Inilah yang sedang terjadi, kita tidak dapat memungkiri realita.
Kita adalah juga manusia yang kerap jauh dari Allah meskipun telah menjadi manusia baru dalam Kristus Juruselamat kita. Dia tidak jauh lagi dari kita dan bahkan mau bersatu dengan kita secara amat mesra. Akan tetapi, kita jauh dari Kristus dan tidak rindu kepada-Nya dan mencari-Nya. Itulah paradox dari kita orang Kristen yang mempunyai iman yang begitu istimewa tentang kehadiran Allah, tetapi kurang menghayatinya. Dimanakah Allah?
Tuhan ada dalam ciptaan, di mana-mana dalam ciptaan, tetapi Dia tidak ada di sana secara langsung. Hanya ketika sang individ sendirian berpaling ke dalamn dirinya sendiri (dengan demikian hanya dalam kehidupan batin dan kegiatan-diri), baru ia menyadari dan mampu melihat Tuhan.
Umat percaya yang mengalami ketidakhadiran Tuhan, tidak dapat tidak mengeluh dan meratap serta berseru kepada Allah penyelamatnya.
Gereja sebagai pelayan dan pewarta di tengah Covid 19
Sebelum kita membahas lebih dalam tentang peran Gereja di tengah pandemi covid 19, terlebih dahulu kita perlu memahami asal-usul Gereja. Gereja pertama-tama berasal dari Yesus kristus. Kristus adalah Kepala Gereja dan kita adalah anggota-anggotanya.
Sebagai kepala Gereja, Yesus menghendaki agar kita berhimpun dalam nama-Nya sebagai persekutuan umat Allah yang bersiap untuk mengemban tugas sebagai pelayan dan pewarta Sabda-Nya. Hal ini berdasarkan pada pemahaman bahwa Allah Bapa membangun persekutuan itu dalam Roh Kudus.
Roh Kuduslah yang menyatukan umat beriman dan Allah dalam cinta. Roh Kudus menghubungkan Gereja dengan Kristus. Persatuan itu secara nyata terlaksana dalam diri Yesus Kristus yang sungguh Allah dan sungguh manusia melalui pelayanan dan pewartaan-Nya.
Persekutuan umat Allah hendaknya didasari sikap berbelaskasih, mencintai satu sama lain sebagaimana yang diwartakan Yesus. Yesus adalah contoh atau teladan dari “belaskasih” itu.