Mohon tunggu...
Fransisca Dafrosa
Fransisca Dafrosa Mohon Tunggu... Lainnya - Guru

saya orang yang sedang belajar menulis Fiksiana.Humaniora.Lyfe

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Teratai

21 Januari 2025   18:06 Diperbarui: 21 Januari 2025   18:06 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tapi aku tidak bisa ada untukmu, Teja. Bukan karena aku tidak mau, tapi karena aku tidak tahu bagaimana caranya."

Teja hanya bisa melihat gadis itu pergi, meninggalkan segalanya---impian mereka, harapan, cinta.

Hari ini, tiga bulan sejak perpisahan itu, Teja masih sering bertanya-tanya apa yang salah. Ia duduk di kursi yang sama di kafe favorit mereka, berharap menemukan jawaban di balik aroma kopi dan hujan.

Sebuah suara yang familier membuyarkan lamunannya.

"Teja."

Ia menoleh, dan di sana Lestari berdiri. Wajahnya masih sama, tapi ada sesuatu yang berbeda. Ada ketenangan yang belum pernah Teja lihat sebelumnya.

"Lestari," katanya pelan, berdiri dari kursinya.

"Boleh aku duduk?" tanyanya, suaranya lembut.

Teja mengangguk. Mereka duduk berhadapan, seperti dulu, namun suasananya jauh berbeda.

"Apa kabar?" Lestari memulai percakapan.

"Baik," jawab Teja singkat. "Kamu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun