Mohon tunggu...
Fransisca Dafrosa
Fransisca Dafrosa Mohon Tunggu... Lainnya - Guru

saya orang yang sedang belajar menulis Fiksiana.Humaniora.Lyfe

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Teratai

21 Januari 2025   18:06 Diperbarui: 21 Januari 2025   18:06 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika ia tiba, Lestari sudah ada di sana, memegang seikat bunga teratai.

"Untukmu," katanya, menyerahkan bunga itu pada Teja.

"Kenapa teratai lagi?" tanya Teja, meski hatinya mulai menghangat.

"Karena aku ingin kita ingat bahwa bahkan di air keruh, teratai bisa tumbuh. Dan aku ingin kita seperti itu, Teja. Tumbuh bersama, meskipun keadaan tidak selalu sempurna."

Teja melihat ke dalam mata Lestari, dan untuk pertama kalinya, ia melihat gadis itu sepenuhnya---dengan segala kekurangan dan ketakutannya, tapi juga dengan keberanian dan cintanya.

Ia mengambil bunga itu, lalu menggenggam tangan Lestari erat.

"Kita bisa mencoba lagi, Lestari."

Senyum Lestari mekar seperti bunga teratai di danau itu. "Terima kasih, Teja."

Dan untuk pertama kalinya setelah sekian lama, mereka merasa utuh.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun