Ratna mengangguk pelan. "Ya, itu dia. Rudi bilang, wanita dalam lukisan itu adalah roh yang terperangkap dan menunggu seseorang untuk membebaskannya."
Pria muda itu mengamati lukisan tersebut dengan seksama. "Apa yang membuat Rudi begitu terobsesi dengan lukisan ini?"
Ratna menatap lukisan itu dengan tatapan penuh emosi. "Karena wanita dalam lukisan itu adalah saya."
Pria muda itu tersentak kaget. "Apa maksud Nyai?"
"Saat Rudi menghilang, saya menemukan buku catatan miliknya. Dia menulis bahwa untuk membebaskan roh dalam lukisan, dia harus menukarkan dirinya. Rudi mengorbankan dirinya untuk membebaskan saya dari kutukan lukisan tersebut," jelas Ratna dengan mata berkaca-kaca.
"Jadi, Rudi...?"
"Rudi terperangkap dalam lukisan itu. Dia menjadi bagian dari seni yang dia ciptakan. Setiap kali saya melihat lukisan ini, saya merasakan kehadirannya," kata Ratna dengan suara yang bergetar.
Pria muda itu terdiam sejenak, mencerna cerita yang baru saja didengarnya. "Ini luar biasa. Apakah Nyai tidak pernah mencoba untuk membebaskan Rudi?"
Ratna menggeleng pelan. "Saya sudah mencoba segalanya, tapi kutukan itu terlalu kuat. Hanya seniman yang menciptakan lukisan yang bisa membebaskannya, dan sekarang dia sudah menjadi bagian dari lukisan itu."
"Apakah ada yang bisa saya lakukan untuk membantu, Nyai?" tanya pria muda itu dengan tulus.
Ratna tersenyum lembut. "Hanya dengan menjaga museum ini dan merawat lukisan-lukisan di dalamnya, kamu sudah banyak membantu. Ingatlah cerita ini dan bagikan kepada orang lain. Mungkin suatu hari, akan ada seseorang yang bisa memecahkan rahasia ini."