Aku bertanya dalam hati, bukan kah opor, lontong, rendang dan pasukannya menjadi ciri khas di suasana Lebaran? Kenapa menu-menu wajib itu tidak terhidang di rumah bapak ini?"
       "Lebaran kali ini tanpa ada silaturahmi," kata Pak Iwan.
       "Maksudnya gimana,Pak?"
Obrolan ini berlangsung sambil kami berjalan kaki mengelilingi lapangan. Awalnya pengen berlari sejauh 10K, akhirnya aku urungkan karena mendapat cerita yang jauh lebih menarik ketimbang lari. Naluri penulisku berkobar-kobar ketika mendapat bahan untuk diolah menjadi sebuah cerita.
Aku baru ingat kalau Pak Iwan tinggal seorang diri di Apartmennya. Sejak istrinya meninggal belasan tahun lalu, Pak Iwan memilih menduda ketimbang menikah lagi. Alasannya karena usianya sudah terlalu senja untuk memikirkan pernikahan. Apalagi anak-anaknya juga sudah besar-besar dan sudah berumah tangga. 3 anak Pak iwan berporfesi sebagai dokter (2 cewek, 1 cowok). Ada dokter kulit, dokter gigi dan Dokter Umum karena belum mengambil spesialis.
Sejak menikah, anak-anaknya tinggal di rumah mereka masing-masing. Rumah tersebut pun hadiah dari seorang Ayah untuk anak-anaknya. Jadi ketiga anaknya serta pasangan hidupnya  tingga terima beres soal rumah. Dan, sejak anak-anaknya menikah, Pak Iwan nyaris kesepian tidak punya teman di rumah. Â
Meski anak-anaknya pernah menganjurkan agar ayahnya menikah lagi. Tapi, Pak Iwan memilih untuk rehat di dunia nikah menikah. Hanya ada pembantu yang bertugas membersihkan tempat tinggalnya sekaligus memasakkannya makanan jika dia kepingin makanan khusus. Jika tidak, Pak iwan lebih sering pesan go food sesuai seleranya. Selesai bekerja sang pembantu pun pulang ke rumahnya. Keesokan paginya akan datang kembali bekerja.
       "Anak-anak dan cucu-cucu saya tidak ada yang datang ke rumah saya. "kata Pak Iwan. "Mungkin mereka lagi berkunjung  ke rumah mertua mereka masing-masing, sehingga mengabaikan saya." Lanjutnya dengan nada lirih.
Aku sempat tertegun mendengar ucapannya. "Tapi, mereka sudah mengucapkan Selamat Lebaran kan, pak? Â Via telpon atau pesan singkat." Tanyaku.
       "Belum."
Aku terdiam.