Kalau kita memaknainya hanya sebatas membaca dongengan di zaman kenabian dahulu, paling banter kita akan berkomentar ooo ...... ternyata malaikat mau sujud kepada nabi Adam to, sedangkan iblis tidak mau sujud kepada nabi Adam, dia sombong dan merasa lebih hebat dari nabi Adam karena merasa dirinya tercipta dari api, sedangkan nabi Adam tercipta dari tanah, dan iblis termasuk orang -- orang yang kafir.
Tetapi kalau membacanya sebagai pelajaran dan ditujukan kepada diri kita sendiri tentunya akan berpikir, kira -- kira apa hikmat atau hikmah yang akan saya peroleh manakala saya membaca petunjuk Allah ini. Paling tidak kita harus dapat mengambil makna yang tersirat atau makna tersembunyi, atau makna batiniah yang ada di dalamnya, diantaranya saya jangan sampai menjadi orang yang sombong.
Sebab, kalau saya menjadi orang yang sombong berarti tidak ada beda antara saya dengan iblis, setan, dan sebangsanya serta termasuk ke dalam golongan orang -- orang yang kafir.
Hanya bedanya ....................................mohon ditunggu artikel selanjutnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H