Bayangkan begini..
Ada seorang pengemis yang kelaparan dan buta. Melihatnya kita iba. Lalu, kita berbaik hati dan memberinya makan. Eh, pas lagi makan malah ia menghina-hina kita dengan hinaan yang mengerikan.
Kita dibilang orang gila, tukang fitnah, suka mengganggu, dan sebagainya. Semua hinaan itu disampaikan dengan sungguh-sungguh. Si pengemis juga adalah orang normal (tidak gila). Sadar-sesadarnya akan apa yang dikatakan.
Jika di posisi demikian, apakah kita bisa bertahan tetap berbuat baik dan memberinya makan setiap hari?
Saya pribadi, sepertinya tidak tahan. Boleh jadi malah saya labrak tuh orang. Dasar nggak tahu diuntung.
Rasulullah adalah guru bagi umatnya kala itu. Ia mengajarkan banyak ilmu dan kebaikan. Dan luar biasanya, semua disampaikan hanya setelah Rasulullah mencontohkan.
Ini bukti keteladan. Penting sekali ada pada seorang guru.
Buat Kelas yang Nyaman
Bagaimana Rasulullah melakukan pendidikan kepada para sahabat ketika itu?
Begini..
Mereka berkumpul di sebuah rumah. Duduk di lantai dan melingkar. Membuka pembelajaran dengan mengingat betapa banyak kenikmatan yang sudah Allah berikan. Dalam kelas itu, Rasulullah sangat santun. Tidak bosan tersenyum dan sering memuji siswanya yang hadir (baca: sahabat Rasulullah).