"Kamu tidak usah bingung. Pergi ke mall saja!"
Maka di sinilah kini Arni terdampar, di Mall berlantai 5. Seperti saran Rindu, Arni akan membeli sesuatu yang elegan, berkelas dan mahal. Ia sengaja menarik seperempat jumlah isi tabungannya. Namun barang yang dicarinya belum ia temukan.
Syal sutera merah jambu, tas tangan bermerek, sepatu hak 3 centi dan jam tangan sudah sempat niat Arni beli. Namun belum ada yang sreg di hatinya
Arni membuka tasnya, lalu meraih ponsel. Sejenak ia menekan sejumlah tombol.
"Halo, aku masih di mall. Barang seperti apa yang disukai Ibumu?"
"Aku juga tidak tahu pasti. Pokoknya belikan saja barang yang bagus. Ibuku pasti suka."
Arni menghembuskan napas. Menelpon Arya, malah membuatnya bertambah bingung. Padahal, setidaknya Arya tahu selera ibunya. Bukankah Arya sudah jadi anaknya hampir 28 tahun? Pikir Arni sambil kembali melangkah.
Saat keluar dari Departemen Strore, mata Arni tidak sengaja melihat toko perhiasan di sisi kiri mall. Ehm, wanita pasti suka perhiasan, senyum Arni mengembang lalu bergegas memasuki toko perhiasan  itu.
"Ada yang bisa dibantu, Mbak?" seorang karyawan toko menyambut ramah kehadiran Arni.
"Saya mencari sesuatu yang elegan dan berkelas untuk Ibu saya," ucap Arni. Dan dia tahu sesuatu yang elegan dan berkelas itu harganya pasti mahal.
Mbak karyawan toko tersenyum manis. Semanis madu. "Mungkin kalung ini cocok untuk Ibu Anda. Ini mutiara asli.