"Inilah hipotesis Mas Tri yang paling mempengaruhiku. Baginya, ada atau tidak pendeklarasian diri secara ekspisit dari Yesus, itu sama sekali tidak mengubah eksistensi-Nya sebagai Tuhan. Dia tetap Allah dari kekal sampai kekal."
"Malah beliau balik menanyai saya: 'Apa ada ayat Alkitab yang menulis pernyataan-Nya, bahwa Dia bukan Tuhan? Dan apa pernah Ia melarang para murid agar mereka tidak menyembah-Nya?' Terus terang waktu itu, aku tertantang banget untuk serius menyelidiki Kitab Suci." Tambah Emma.
"Terus hasil observasi Mbak?" kejar Anton kian kepo.
"Ya memang tidak ada ayat yang seperti itu! Makanya ketika para murid menyebut Yesus sebagai Guru dan Tuhan, Dia tidak menolak atau menyalahkannya. Justru Yesus membenarkannya (Yohanes 13:13). Juga ketika Rasul Petrus mengakui-Nya sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup (Matius 16:16), Tuhan Yesus memujinya sebagai orang yang berbahagia. Karena pengakuan imannya itu bukan semata-mata produk logika manusia, melainkan wahyu dari Bapa Surgawi (Matius 16:17)."
"Bahkan ketika akhirnya Tomas percaya pada kebangkitan-Nya, dan menyebutnya: 'Ya Tuhanku dan Allahku!'. Yesus sama sekali tidak menolaknya (Yohanes 20:28-29). "
==(Bersambung)==
Bambang Suwarno -- Palangkaraya, 7 Desember 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H