"Sekarang, gua mau nanya tentang kehidupan asmara Abang. Maaf ya, Bang! Setahu gua, Abang gak pernah kelihatan berpacaran. Tapi kok tiba-tiba bisa menikahi Mbak Ratri yang cantik dan berkelas. Itu dulu ceritanya gimana, dan rahasianya apa?"
"Kalau disebut tak pernah pacaran, ya bener juga," jawab Satriya. "Orang gak ada cewek yang mau kupacari. Aku pernah nembak enam cewek, tapi mereka semua menolakku. Itu sakit banget! Bahkan bisa dikata -- 'berdarah-darah'...."
"Tapi kok Mbak Ratri mau terima cinta Abang?" kejar Anton.
"Kalau itu istimewa. Istimewanya, dia yang duluan naksir aku: 'Aku suka kamu Tri. Kalau kamu juga suka, kita bisa segera menikah'."
"Wow...! Saat itu, Abang kaget kagak?"
"Ya jelas kaget dong! Bahkan shock banget! Karena aku sama sekali tak menduganya. Aku sendiri, sedikit pun gak pernah kepikiran untuk naksir dia. Aku sadar posisiku yang cuma pegawainya. Lalu ia beri aku waktu seminggu untuk mikir."
"Setelah berdoa dan berpikir, aku terima 'tawaran cintanya'. Bodoh banget kalau aku sampai menolaknya. Masak nolak wanita secantik dia? Bagiku, Ratri adalah karunia indah dari Tuhan Yesus." Tegas Satriya. Dan Anton pun mengangguk memahaminya.
"Okelah itu yang sudah lewat. Tapi puji Tuhan, sekarang Abang dikaruniai lagi calon penggantinya yang juga cantik banget. Kalau yang ini, prosesnya tentu lebih seru lagi ya Bang? Gimana Bang.......?" Bersamaan itu datanglah Emma ke rumah Satriya membawa sekeranjang kecil buah-buahan.
"Selamat pagi Mas Tri!"
"Selamat pagi Emma! Nih kenalkan....dia Anton sahabatku!" Maka berkenalanlah calon istri Satriya itu dengan Anton. Namun sebentar kemudian, gadis indo cantik itu minta pamit. Karena kedatangannya memang cuma mau antar buah-buahan kesenangan Satriya saja.
"Jangan pulang dulu!" cegahnya, "Anton ini datang ke sini untuk mendengar cerita tentang hubungan kita."