Baru setelah meringkuk di lembaga pemasyarakatan, Om Pujo mulai ikut aktif dalam setiap kebaktian yang diadakan di sana. Bahkan setiap hari, waktunya lebih banyak digunakan untuk membaca Alkitab. Juga rajin ikuti diskusi Alkitab dengan teman-temannya senasib.
"Kenapa sejak dulu aku nggak mau ke gereja? Karena menurutku, iman Kristen itu mengada-ada. Sama sekali tidak logis, dan bahkan konyol. Namun, setelah banyak baca Alkitab di penjara ini, aku bener-bener baru sadar. Bahwa akulah sebenernya yang konyol, ngawur, penuh suudzon dan bebal itu."
"Maaf ya, Om! Menurut Om waktu itu, ajaran Alkitab mana yang paling tidak logis dan konyol itu?"
Lalu dengan semangat beliau menjelaskan. Tuhan kok bisa mati atau mau mati? Itu yang menurutnya sangat tak masuk akal. Kalau faktanya Yesus mati di salib, berarti Dia itu manusia biasa, bukan Tuhan. Karena Tuhan tak mungkin bisa mati. Dan lagi yang mengajarkan atau kukuhkan Yesus jadi Tuhan, itu kan Paulus?
"Maaf ya, Om! Mau tanya lagi, siapa yang mengatakan bahwa Pauluslah yang kukuhkan Yesus menjadi Tuhan?"
"Kata teman-teman Om yang bukan Kristen."
"Masalahnya di situ, Om! Mereka itu melihat Yesus lewat pendekatan logikanya saja. Hasilnya, ya seperti itu! Mestinya rujukan kita hanya pada apa yang Alkitab katakan. Bukan apa kata orang. Karena tiap-tiap orang bisa berbeda-beda pendapatnya. Lalu orang mana yang kita acu? Justru malah membingungkan. Kalau Kitab Suci, kebenarannya itu tunggal. Memang, ayatnya berjumlah ribuan, tapi masing-masing saling mendukung. Saling melengkapi. Koheren. Tidak ambigu atau pun kontradiktif. Jika ada satu ayat yang nampaknya sulit dimengerti. Pasti ada ayat yang lainnya yang bisa menjelaskannya. Dan yang terpenting, berasal dari satu sumber saja, yaitu Allah sendiri."
"Bener banget itu! Setelah di penjara, aku banyak baca Alkitab. Dan selama 7 bulan ini, aku bener-bener telah mendapat iluminasi. Dan semua klaimku tentang Kristus yang sebelumnya sesat itu, akhirnya rontok semuanya."
"Ternyata Keallahan Kristus memang tidak mati. Yang mati adalah kemanusiaan-Nya. Itu pun kemudian Ia bangkit dari kematian-Nya. Artinya Yesus berkuasa atas kematian dan kehidupan. Siapa yang berdaulat atas kehidupan dan kematian? Tuhan Allah sendiri! Artinya Yesus Kristus memang Tuhan dan Allah kita."
"Lalu soal Paulus. Ternyata sebelum Paulus menyebut-Nya Tuhan, Rasul-rasul lainya, sudah menyatakannya. Misalnya, mereka menyebut-Nya Guru dan Tuhan (Yohanes 13:13). Yesus sendiri membenarkan dan mengakuinya. Lalu kredo Tomas sesudah kebangkitan-Nya (Yohanes 20:28). Juga Rasul Yohanes menegaskan, bahwa Sang Firman (yang adalah Allah) telah berinkarnasi menjadi manusia (Yohanes 1:1 & 14). Bahkan saat masih bayi di Betlehem, malaikat Gabriel menyebut-Nya sebagai Tuhan (Lukas 2:11)."
"Bahkan sekitar 740 tahun sebelum itu, nabi Yesaya sudah menubuatkannya:Â '....dan namanya disebutkan orang Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai' (Yesaya 9:5)." Tambah saya.