Mohon tunggu...
Bambang Suwarno
Bambang Suwarno Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Mencintai Tuhan & sesama. Salah satunya lewat untaian kata-kata.

Pendeta Gereja Baptis Indonesia - Palangkaraya Alamat Rumah: Jl. Raden Saleh III /02, Palangkaraya No. HP = 081349180040

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Pangeran Mimpi

10 Januari 2019   21:51 Diperbarui: 10 Januari 2019   22:07 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru sejam sampai di rumahnya, Drimo mendapat panggilan telepon dari Ani, yang mengabarkan bahwa nanti sore ayahnya mau mengajaknya bicara.

"Drimo, kita hidup di tengah dunia yang penuh persaingan," buka ayah Ani.

"Ya, Paman."

"Engkau boleh menikahi Ani, putriku. Asal engkau bisa memenangkan persaingan."

Lalu lelaki itu menjelaskan, bahwa selain Drimo, ada juga seorang pemuda (anak sahabatnya), yang ingin memperistri putrinya. Bahkan sudah siap melamarnya dalam waktu dekat ini, dengan mahar sebuah rumah baru, sebuah mobil baru dan sekotak perhiasan wanita. Kalau Drimo bisa melebihinya, minimal menyamainya, dia yang berhak atas Ani. Pertimbangannya, karena Drimo sudah menjalin pertemanan dengan Ani terlebih dahulu.

Drimo belum bisa menjawab. Hanya terperangah. Mengernyit dan termangu....dan tampak seperti sedang menghitung sesuatu.

"Sanggup tidak, engkau bersaing Drimo?"

"Sanggup Paman! Mohon saya diberi waktu barang enam bulan....."

Kini, ganti ayahnya Ani yang ternganga, mengernyit dan terperangah. Beberapa menit kemudian lelaki tua itu justru malah ambruk tersungkur dan semaput. Mengapa? Karena ia shock berat. Tadinya ia menyangka bahwa Drimorio akan mundur dari melamar Ani. Tadinya ia mengira pemuda itu tak akan bisa menyediakan mahar sebesar itu. Sesungguhnya itu adalah cara untuk menolak secara halus Drimorio.

Tetapi, dengan rasa percaya dirinya yang besar, ternyata Drimo menyanggupinya.

"Aku sangat berbahagia akan kesanggupan Abang. Karena itu berarti mimpi cinta kita berdua akan segera menjadi kenyataan. Tapi apa Abang punya uang untuk membayar mahar semahal itu?" kata Ani yang terlilit di antara bahagia dan cemas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun