Visi ini dikemukakan oleh Jepang, dan disebut 'masyarakat pintar' atau masyarakat super-pintar (super smart society). Lambat laun atau cepat, kita akan hidup berdampingan dengan teknologi, dan bekerja sama dengan robot yang semakin mirip manusia dengan kecerdasan buatan, serta kemampuan pembelajaran mesin telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Semakin akrab kita dengan teknologi. Selama pandemi yang kita lewati, telah membuktikan betapa dekatnya kehidupan kita sehari-hari dengan teknologi. Pandemi menjadikan guru terbaik kita 'memaksa' bertransformasi teknologi lebih cepat (khususnya teknologi informasi). Sementara perempuan memegang peranan penting di balik ini semua. Selain untuk memenuhi kebutuhan aktivitas pribadinya dalam bekerja sehari-hari, mengurusi rumah tangga, bersosialisasi dan beraktivitas lainnya. Mereka juga yang memastikan terselenggaranya proses pembelajaran jarak jauh untuk anak-anak kita sehingga dapat berlangsung sukses dan lancar. Serta membantu menciptakan dan menjaga situasi kondisi yang kondusif bagi suaminya bekerja dari rumah (work from home).Â
Di dalam masyarakat 5.0, integrasi robot terus meningkat dengan produksi akan sangat memengaruhi masa depan pekerjaan. Robotika canggih akan melayani umat manusia di banyak bidang. Misalnya, robot dengan kecerdasan buatan dan sistem pengenalan gambar akan membantu ahli bedah untuk meningkatkan kinerja mereka selama operasi. Di sisi lain, kecerdasan buatan (AI) dan robotika akan menyebabkan beberapa pekerjaan menjadi hilang dan memunculkan pekerjaan baru, menciptakan risiko pengangguran untuk pekerjaan dengan keterampilan rendah dan menengah melalui otomatisasi. Akan menjadi tantangan tersendiri bagi umat manusia agar dapat mempertahankan mata pencaharian dengan sumber daya keuangan yang memadai sampai dengan meningkatkan keahlian serta kompetensi orang-orang tersebut dan menciptakan peluang kerja baru bagi mereka.
Tidak ada solusi dan jawaban yang mudah terkait penciptaan lapangan kerja baru serta bagaimana menghadapi konsekuensi ekonomi dan sosial dari robotisasi seperti kemungkinan pengangguran massal dan migrasi. Kepedulian terhadap masa depan pekerjaan ini hanyalah merupakan salah satu aspek dari visi Society 5.0, akan tetapi sangat relevan bagi perempuan. Kekhawatiran kita ini dapat diubah menjadi peluang dengan meningkatkan kualitas pendidikan berkat kemajuan teknologi. Kita dapat mempopulerkan sarana akses informasi yang tidak bergantung pada ruang dan waktu melalui praktik pendidikan jarak jauh. Itulah mengapa visi Society 5.0 menjadi sangatlah penting.
Selanjutnya bila kita bertanya dari "Masyarakat Perempuan 5.0 apa yang memungkinkan?" dalam kehidupan kita dan perempuan, dapat diberikan banyak contoh. Society 5.0 memang memungkinkan kita mengoptimalkan proses manufaktur dan logistik sesuai dengan tren konsumen, menyediakan produk yang sangat fungsional dengan biaya relatif lebih rendah. Rak pintar di supermarket mengirimkan data permintaan ke jalur produksi di pabrik menghilangkan produksi yang boros. Staf medis mendeteksi penyakit lebih cepat dan menerapkan pengobatan optimal dengan menggunakan big data. Dalam waktu dekat, penyebaran kendaraan swakemudi akan mampu mengurangi kemacetan dan kecelakaan lalu lintas.
Teknologi identifikasi biometrik akan memungkinkan pembelian tanpa uang tunai dan tanpa kartu di mana pun di dunia. Teknologi transformatif yang menghubungkan berbagai layanan dan perusahaan dengan data ini juga menciptakan peluang bisnis baru. Namun peluang yang ditawarkan oleh Society 5.0 ini dapat dimanfaatkan sepenuhnya jika kita berhasil dalam kesetaraan gender. Pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya tidak hanya perlu memastikan bahwa pendidikan dan pelatihan kejuruan memberikan keterampilan yang tepat dibutuhkan masyarakat di masa depan, tetapi juga perlu memperhatikan masalah distribusi.
Menutup kesenjangan teknologi gender adalah isu prioritas untuk Society 5.0. Studi terbaru menunjukkan bahwa jika masyarakat perempuan 5.0 tidak siap untuk bekerja dengan robot melalui peningkatan keterampilan dan keterampilan ulang, kesenjangan gender dapat menjadi lebih buruk. Kita perlu memanfaatkan semua cara yang tersedia untuk meningkatkan akses perempuan terhadap teknologi, mengendalikan, dan kemampuan untuk menciptakan dan membentuknya (Dr. Yildiz Tugba, 2020).
Pendidikan STEM (science, technology, engineering, mathematics) dan IT (information technology), serta  literasi digital bagi anak-anak perempuan merupakan salah satu bagian besar darinya. Kita harus bergabung untuk menawarkan lebih banyak perempuan percaya diri dan kursus pengembangan keterampilan di samping kelas komputer. Meningkatkan kepercayaan diri perempuan merupakan bagian dari menaikkan ketangguhan mental perempuan, atau meningkatkan kapasitas mental perempuan. Kita harus berinvestasi dalam pekerjaan yang membantu memberdayakan anak perempuan dan perempuan dewasa untuk mengejar peluang di bidang yang terkait dengan STEM.
Mungkin ada kesulitan yang signifikan, tetapi jika kita menggunakannya dengan baik, disrupsi teknologi bahkan memperkuat tangan kita. Berkah teknologi menawarkan peluang penting untuk 'melompati' dan memberikan beberapa 'jalan pintas' bagi negara-negara berkembang untuk mencapai tingkat pembangunan dan kesejahteraan yang lebih tinggi. Menurut Dr. Yildiz e-commerce atau electronic commerce adalah contoh nyata bagaimana masyarakat dapat menggunakan teknologi secara cerdas dengan visi Society 5.0. E-commerce sangat relevan bagi perempuan yang menjalankan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), karena menawarkan fleksibilitas untuk menyeimbangkan bisnis, rumah, dan keluarga mereka. Hal ini merupakan penangkal ampuh untuk diskriminasi, yang sering kali merupakan hasil dari bias yang tidak disadari dan ditemukan dalam bisnis konvensional.
E-commerce bertindak sebagai akselerator bisnis kecil yang nyata. Saat ini, bahkan 'penjual sosial' satu orang dapat berjalan sebagai entitas global berkat semakin tersedianya alat digital murah. Ekosistem e-commerce yang berkembang pesat, yang mencakup pasar lintas batas, gateway pembayaran, dan logistik online, membantu mengurangi hambatan perdagangan lintas batas. Oleh karena itu, pemerintah, sektor swasta, program bantuan dan masyarakat sipil perlu bekerja sama untuk meningkatkan akses perempuan ke pasar online, pengetahuan, keterampilan dan keuangan.
Bila dipetik intisarinya; Society 5.0 menawarkan peluang besar bagi perempuan di negara berkembang terutama bagi perempuan Indonesia.
Manfaatkan peluang ini dengan kekuatan transformatif kewirausahaan perempuan yang dapat membantu mempercepat penciptaan kekayaan dan pengurangan kemiskinan. Melalui tulisan ini, bermaksud menstimulus agar dapat menyatukan pikiran dan bertanya pada diri sendiri, bagaimana kita bisa membentuk masa depan yang lebih baik. Kolaborasi antara industri, pemerintah, masyarakat sipil dan akademisi menjadi lebih penting dari sebelumnya.