Amigdala yang terlalu aktif dapat menghambat fungsi kerja PFC - korteks prefrontal, fungsi berpikir rasional dan memori jangka pendek. Rasa takut atau fear menurunkan kemampuan kognitif berpikir dan membuat kita bodoh.
Setiap perasaan ancaman memiliki dampak yang mendalam pada otak, dan sangat mengurangi kemampuan berpikir kognitif. Rasa takut dapat diproses secara tidak sadar tanpa sepengetahuan eksplisit kita - organisasi mungkin tidak tahu rasa takut telah diaktifkan dan akan mendistorsi proses berpikir.
Dominasi sistem limbik dalam proses berpikir dan kemampuan pengambilan keputusan kita, adalah kunci penting untuk organisasi. Ketakutan dan ancaman yang luar biasa, signifikan mempengaruhi perilaku dan emosi kita, tidak seperti yang dibayangkan sebelumnya.
HTPA-Axis (proses dampak marah dan rasa takut)
Rasa takut mengaktifkan amigdala dan daerah lain di batang otak serta hipotalamus, melalui rilis dari transmisi glutamat. Kemudian hipotalamus melepaskan CRH (hormon corticotropin-releasing). Berikutnya, giliran sinyal ke kelenjar pituitari untuk melepaskan hormon adrenokortikotropik yang dikirim ke dalam aliran darah yang kemudian beredar ke kelenjar adrenalin di mana ia mengikat.
Selanjutnya menstimulasi pelepasan kortisol yang memiliki dampak luas pada sistem fungsi kortisol dalam berbagai cara. Tetapi membantu tubuh melawan stres dengan melepaskan dan mendistribusikan energi, misalnya jantung dan jauh dari bagian non-kritis tubuh (dalam jangka pendek) misalnya sistem pencernaan. Namun juga akan mengurangi sistem kekebalan tubuh. Dalam jangka panjang stres kronis akan berdampak buruk dan vital.
Tokoh-tokoh utama neuroleadership
Ned Hermann, 1996, dikenal dengan HBDI-nya (Herman Brain Dominance Instrument) 4 Model Berpikir (Thinking): Rasional, Experimental, Berdasarkan Feeling, Berdasarkan Keselematan. David Rock, 2006, NeuroLeadership Institute, terkenal dengan SCARF-nya: Status, Certainty, Autonomy, Relatedness, Fairness. Gerald Huther, 2009, dikenal dengan Supportive Leadership-nya: New Challenge, Network Corporate Knowledge, Positive Culture, Positive Experience.
Christian E. Elger, 2009, terkenal dengan 4 Sistem Dasar NeuroLeadership-nya: Reward, Emosional, Memori, Decision, dan dikenal dengan 7 Prinsip Dasar Neuroleadership: Reward, Fairness & Feedback, Informasi, Individualitas Otak, Emosi-Emosi, Experience, Situational Dynamics. Srinivasan Pillay, 2010, terkenal dengan Bisnis dan Otak Anda: Identify Mental State, Brain Regions and Activation, Intervention.
Kebutuhan dasar manusia
Sebelumnya kita pernah mengenal teori konsep kebutuhan dasar versi Henry Murray (1938) dan Abraham Maslow (1943). Pada teori Maslow kebutuhan manusia digambarkan dengan 5 tingkatan piramida kebutuhan. Dimulai kebutuhan fisik -- kebutuhan paling dasar, kebutuhan rasa aman, kebutuhan untuk memiliki dan mencintai serta dicintai, kebutuhan akan self-esteem, serta tingkat tertinggi adalah kebutuhan aktualisasi diri.