Oleh: Bambang Iman Santoso, Neuronesia Community
Jakarta, 13 April 2020. Di pertengahan tahun 2017 pernah kami perkenalkan konsep kepemimpinan berbasiskan neurosains, yang masih mengadopsi dari luar, khususnya untuk bisnis dan manajemen. Kami gelar seperti semi workshop di suatu cafe di bilangan jl. Wijaya, Panglima Polim, Jakarta Selatan. Pada saat itu mengupas hal ini mungkin masih terlalu dini. Namun sampai hari ini pun, hampir 3 tahun kemudian, masih belum banyak diaplikasikan atau dipraktikan di keseharian aktivitas kantor kita pada umumnya.
Beberapa lebih banyak dikomersiilkan menjadi salah satu materi penarik (sweeteners) modul-modul pelatihan belaka. Karenanya, penulis memilih judul di atas agar pembaca tertarik untuk mencari tahu. Penting untuk dipelajari, tapi memang untuk sebagian orang merasa belum mendesak. Tapi memang perlu dipersiapakan dari sekarang, terutama untuk kemajuan bangsa kita ini. Seperti apa Indonesia di tahun 2070, 50 tahun ke depan. Cek National Geographic Indonesia terbitan bulan ini, April 2020.
Disiplin ilmunya sendiri tidak berubah. Namun cara pandang, metodologi dan analisis, serta pendekatannya yang lebih tajam dan kekinian. Cocok diterapkan di zaman now. Lebih efektif dan lebih efisien. Sebuah perjalanan melalui otak untuk pemimpin bisnis oleh Argang Ghadiri, Andreas Habermacher, Theo Peters, 2012.
Landasan disiplin ilmu Neurosains
Landasan disiplin ilmu neurosains yang dipergunakan terdiri dari neurologi, neurobiologi, neurofisiologi, neuropsikologi, neuropsikoterapi, neurosainskognitif. Neurologi adalah disiplin yang berhubungan dengan gangguan sistem saraf dan merupakan bagian dari obat manusia. Sedangkan neurobiologi adalah studi tentang struktur, fungsi dan perkembangan sel saraf dan sistem saraf. Neurokimia merupakan studi tentang proses kimia pada tingkat sel di sistem saraf.
Kemudian neurofisiologi bagian sub-disiplin fisiologi dan merupakan studi tentang kinerja dan reaksi dari sistem saraf kita terhadap rangsangan eksternal. Selanjutnya neuropsikologi adalah studi pada antar-muka psikologi dan ilmu neurosains. Berbeda sedikit, neuropsikoterapi menggunakan wawasan ilmu neurosains untuk mengobati gangguan psikologis. Sedangkan Neurosains Kognitif berhubungan dengan substrat saraf dari kognisi, proses mental.
Dimensi-dimensi fungsi neuronal
Dalam paradigma lama, ilmu kepemimpinan manajemen dan bisnis, serta ilmu sosial lainnya pada umumnya hanya membahas proses kognitif berpikir yang secara sadar dan mampu dikendalikan. Sedangkan di dalam paradigma yang baru akan banyak dijelajahi juga; 1) proses berpikir kognitif yang tanpa kendali atau seringkali disebut pikiran-pikiran otomatis, 2) proses berpikir afektif yang secara sadar dan dapat dikendalikan, serta 3) proses berpikir afektif yang otomatis atau bawah sadar.
Neurobisnis
Penting untuk disampaikan, bahwasannya disiplin ilmunya tidak berubah, tetapi cara pandang serta alat yang dipergunakan berubah menjadi lebih baik, sesuai pemahaman otak secara ilmiah.