Akibatnya, baik seruan untuk mengenal diri sendiri dalam kesadaran beragama, maupun kebijakan yang menyerukan cinta, termasuk cinta yang melampaui lingkup hubungan intersubjektif saja, tampaknya tidak cukup untuk memerangi alienasi agama: kita harus mengetahui sejarah ini dalam dimensi konkritnya. keterasingan dan mencoba untuk menghilangkan keterasingan melalui kebijakan yang sesuai dengan tujuan keterasingan tersebut.
Dan hal ini berarti kita harus membawa Marx ke dalam kancah teoritis-praktis perjuangan melawan agama agar dapat membayangkan secara kredibel hilangnya agama, yang mana hal ini sangat penting bagi perkembangan umat manusia. Untuk mendukung cara pandang ini, kita harus membaca kembali Feuerbach sendiri yang memimpin kepada konstitusi, mengingat visinya tentang sifat manusia, tentang agama yang humanis, sekuler, sesuatu yang secara historis dicoba pada masa Revolusi Perancis dan hasilnya tidak terlalu meyakinkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H