Aktivitas fisik.Aktivitas fisik telah dikaitkan dengan kesejahteraan dalam berbagai cara. Emosi negatif dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit fisik dan kebiasaan kesehatan yang buruk, dan orang dengan penyakit mental lebih cenderung tidak aktif secara fisik.
Ada manfaat fisik yang jelas dari menjadi aktif, namun meningkatkan gerakan atau aktivitas  mengurangi gejala depresi, kecemasan, dan kesepian serta meningkatkan fokus dan kejernihan mental. Nutrisi. Gizi yang buruk menyebabkan masalah kesehatan fisik seperti obesitas, diabetes, penyakit jantung, dan bahkan kanker, namun terdapat penelitian signifikan yang menunjukkan hubungan antara pola makan dan kesehatan mental.
Mengonsumsi makanan seimbang yang kaya sayuran dan nutrisi (dan membatasi makanan olahan atau bergula) telah dikaitkan dengan kesejahteraan. Tingkat kesejahteraan yang tinggi dilaporkan oleh individu yang makan lebih banyak buah dan sayuran. Sebuah tinjauan penelitian terhadap anak-anak dan remaja menemukan  pola makan yang buruk (kadar lemak jenuh yang tinggi, karbohidrat olahan, dan makanan olahan) dikaitkan dengan kesehatan mental yang lebih buruk.
Jadi apa yang harus kita makan; Ada banyak "makanan super" yang ditemukan di alam, seperti buah beri, sayuran silangan, alpukat, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Pola makan Mediterania yang tinggi sayuran, buah-buahan, polong-polongan, kacang-kacangan, buncis, sereal, biji-bijian, ikan, dan lemak tak jenuh telah terbukti mengurangi gejala depresi dan memberikan serangkaian manfaat kesehatan fisik .
Tidur. Penelitian neuroimaging dan neurokimia menunjukkan  kebersihan tidur yang baik menumbuhkan ketahanan mental dan emosional, dan kurang tidur menyebabkan pemikiran negatif dan kerentanan emosional (Harvard Medical School, 2019). Selain itu, masalah tidur lebih mungkin mempengaruhi orang-orang dengan gangguan kejiwaan dan dapat meningkatkan risiko penyakit mental.
Dianjurkan untuk mendapatkan tujuh hingga sembilan jam tidur berkualitas pada jam yang sama setiap malam (Harvard Medical School). Perubahan gaya hidup seperti menghindari kafein, nikotin, dan alkohol; melakukan aktivitas fisik; mengurangi waktu layar; dan menggunakan kamar tidur hanya untuk tidur dan berhubungan seks dapat meningkatkan kualitas tidur. Teknik relaksasi dan teknik perilaku kognitif untuk mengurangi stres dan kecemasan bisa menjadi cara efektif untuk meningkatkan kualitas tidur dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H