Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Diskursus Perspektif Bangsa Yunani Kuna (1)

4 November 2023   11:56 Diperbarui: 4 November 2023   12:00 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diskursus Perspektif  Bangsa Yunani kuna. Masa kejayaan Yunani kuna dapat dikatakan dimulai sejak abad ke-7 SM dan berlangsung hingga abad ke-3 SM. Letak geografis Yunani di Laut Mediterania memainkan peran penting dalam perdagangan dan penyebaran gagasan di wilayah tersebut. Bangsa Yunani menjajah wilayah yang luas di sekitar Mediterania, yang berkontribusi terhadap penyebaran budaya Yunani

Pada zaman kuna, Yunani terpecah secara politik dan terdiri dari sejumlah negara kota yang berfungsi sebagai kerajaan kecil yang memiliki pemerintahan sendiri. Namun, negara-negara kota Yunani mempunyai budaya yang sebagian sama sehingga memberi mereka identitas Yunani. Kebudayaan Yunani terdiri dari bagian-bagian yang berbeda. Bahan utamanya adalah mitologi Yunani, sastra, teater, arsitektur, seni, olahraga, dan filsafat.

Hellenisme: Sehubungan dengan penaklukan Alexander Agung, kebudayaan Yunani tersebar di sebagian besar Timur Dekat dan bercampur dengan tradisi dan gagasan Timur. Budaya campuran ini disebut Hellenisme.

Koloni: Suatu wilayah atau pemukiman di bawah pemerintahan negara induk, biasanya terletak jauh. Anda dapat pindah ke koloni atau menggunakan area tersebut untuk membawa pulang bahan mentah yang berharga. Bangsa Yunani memperoleh koloni di sekitar pantai Mediterania.

Negara-kota: Kota yang dengan wilayah sekitarnya membentuk negara merdeka. Faktor terpenting dalam identitas Yunani adalah bahasa Yunani yang umum. Orang-orang Yunani berkumpul pada hari-hari tertentu dalam setahun di berbagai tempat ibadah. Di sana mereka menyembah para dewa dan menyelenggarakan berbagai kompetisi atletik yang paling terkenal adalah Olimpiade. 

Negara-negara kota Yunani tidak pernah bersatu dalam satu negara yang sama. Kondisi geografis Yunani yang sulit menyebabkan negara-negara kota sering kali terisolasi satu sama lain oleh penghalang alami seperti pegunungan dan laut. Selain itu, sering terjadi persaingan dan perang antar berbagai negara kota. Namun ketika orang-orang Yunani diancam oleh musuh dari luar, mereka biasanya bersatu.

Sekitar tahun 500 SM, beberapa negara kota Yunani, yang terletak di pantai barat Asia Kecil, memberontak melawan Persia. Pemberontakan ini didukung oleh Athena dan beberapa negara kota lainnya dari daratan Yunani. Namun, pemberontakan tersebut dengan cepat dipadamkan oleh Persia, setelah itu raja Persia memutuskan untuk menghukum Athena dan negara-negara kota Yunani. Dengan demikian, Persia akan memperluas wilayah mereka ke barat dan memasukkan Yunani ke dalam kerajaan besar mereka.

Perang yang terjadi antara Kekaisaran Persia dan negara-negara kota Yunani dikenal dalam penelitian sejarah Barat sebagai " Perang Persia ". Setelah Yunani akhirnya mengalahkan Persia di Marathon pada tahun 490 SM, Salamis pada tahun 480 SM dan Plataiai pada tahun 479 SM, Yunani berhasil mempertahankan kemerdekaannya.
Infanteri Persia bertempur dengan hoplite Yunani (prajurit lapis baja berat) selama Pertempuran Plataiai pada tahun 479 SM.

Prajurit Spartan dalam pertempuran. Negara kota Athena dan Sparta saling bertolak belakang secara politik. Di Athena, bentuk pemerintahan demokratis dikembangkan untuk warga negara bebas. Sedangkan Sparta adalah negara diktator militer dimana setiap warga negaranya dibesarkan sejak kecil untuk menjadi tentara dan mengabdi pada negara.

Setelah perang defensif melawan Persia pada abad ke-4 SM, Athena memperoleh posisi terdepan. Namun setelah beberapa perang saudara yang panjang, Athena akhirnya dikalahkan pada tahun 404 SM oleh saingan utamanya di antara negara-kota Yunani, Sparta. Pada masa ini, bentuk pemerintahan demokratis berkembang di Athena

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun