Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Episteme tentang Manusia, dan Bunuh Diri [2]

16 Desember 2019   21:45 Diperbarui: 16 Desember 2019   21:51 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlebih lagi, jika kehidupan seseorang penuh dengan kesengsaraan dan ketidakbahagiaan, jauh dari kejelasan  ia berutang banyak kepada Tuhan sebagai rasa terima kasih atas "hadiah" kehidupan yang tampaknya tidak dipilih dengan baik ini. 

Karena itu, pembela analogi karunia harus membela klaim  hidup, hanya karena diberikan kepada kita oleh Allah yang pengasih, adalah ekspresi dari sifat kebajikan Allah dan oleh karena itu merupakan manfaat bagi kita;

Selain itu, ada arus pemikiran agama yang kurang diakui yang mendukung bunuh diri. Sebagai contoh, bunuh diri memungkinkan kita untuk bersatu kembali dengan orang-orang terkasih yang sudah meninggal, memungkinkan mereka yang telah dimerdekakan dari dosa untuk memastikan masuknya mereka ke surga, dan melepaskan jiwa dari ikatan tubuh. Baik dalam tradisi agama Kristen dan Asia, bunuh diri memiliki janji visi, atau penyatuan dengan, yang ilahi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun