Mohon tunggu...
Baladewa Arjuna
Baladewa Arjuna Mohon Tunggu... -

Think....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jesus for Atheists (4)

3 Januari 2016   19:44 Diperbarui: 4 Januari 2016   09:20 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Oleh sebab itu, DiriNya-lah alasan: bahwa karena tidak ada hidup dan perbuatan manusia selfish gene ini yang benar dan bisa dibanggakan di hadapan Bapa yang begitu Kudus – maka HAI KAUM AGAMIS, janganlah ada yang memegahkan diri dan menjadi sombong. Seolah-olah selamat-nya kamu adalah hasil amal dan ritual keagamaanmu sendiri. Sebab manusia adalah sampah bila tidak ada penebusan Kristus.

DiriNya-lah alasan: sebab big brain belaka ternyata terbukti tidak mampu untuk membuat manusia hidup dengan karakter moral super niceness – maka HAI KAUM HUMANIS, janganlah menjadi sombong seolah-olah bisa menjadi kudus dan baik karena kecerdasan kamu sendiri. Sebab otak pintar yang jahat adalah jauh lebih berbahaya dari pada bom atau kekuatan impersonal yang tidak memiliki otak.

Kedua kelompok ini adalah bagaikan orang-orang yang ingin mengangkat tubuhnya yang tenggelam di dalam lumpur kejahatan dengan cara menjambak dan menarik rambutnya sendiri ke atas. Tidak bisa. Itu adalah spiritual entropy – ‘cosmic bootstrap.’ Tidak ada yang bisa menolong dirinya sendiri. Tidak ada obatnya. Anda butuh seorang PENOLONG. Anda butuh MESIAS. Anda butuh YESUS.

Karena itu dengarkanlah perintah-Nya tentang perichoresis – ‘Tarian Ilahi’:

15:9 "Seperti Bapa telah mengasihi Aku (Yesus), demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu.
15:10 Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.
15:11 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.

15:12 Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.
15:13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.
15:14 Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.

15:15 Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.

15:16 Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.
15:17 Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain." (Yohanes 15.9-17)

JADI, di bagian akhir tulisan ini. Apa jawaban dari dua pertanyaan yang saya tulis di atas:
Pertama, pertanyaan dari Argumentasi Dawkins: "Bisakah kita berbicara moralitas dengan mengeluarkan Tuhan dari persamaan?" TIDAK BISA!

Lalu pertanyaan yang kedua: “What is it that breathes fire into the equation and makes morality meaningful?” YESUS! Sebab nama lain di luar nama itu adalah DELUSI (maaf, ini bukan karena mau menyombong tetapi konsekuensi logis dari paparan saya).

Sekarang, bila TUHAN tidak bisa dikeluarkan dari persamaan moralitas dan bila hanya YESUS yang bisa membuat persamaan itu bisa berjalan. SIAPA YESUS?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun