Mohon tunggu...
Baladewa Arjuna
Baladewa Arjuna Mohon Tunggu... -

Think....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jesus for Atheists (4)

3 Januari 2016   19:44 Diperbarui: 4 Januari 2016   09:20 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tetapi bukankah BAPA itu kudus dan transenden secara absolut? Sehingga mustahil manusia bisa mengenal DIA? Sebab Ia jauh lebih besar dari apa yang bahkan ada di dalam pikiran paling ideal manusia sekalipun (the greatest conceivable being). DIA tidak TERHAMPIRI.

“Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah;…” (Yohanes 1.18a)

Jadi bagaimana bisa meniruNya supaya kita bisa sempurna bila Dia itu transenden? Namun, bukankah BAPA yang transenden itu telah mengirimkan PUTRA-NYA yang imanen? Yang pernah hidup bersama dengan manusia. Berjalan-jalan di danau Galilea dan berkata: “AKU-lah DIA.”

“Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.” (Yohanes 1.18).

The New English Translation (NET) Bible menerjemahkan teks bahasa aslinya (Yunani) demikian:

“No one has ever seen God. The only one, himself God, who is in closest fellowship with the Father, has made God known.” (John 1.18 – NET Bible)

Dan bila benar YESUS adalah DIA, maka kita memiliki satu contoh nyata. Dia-lah rujukan. Dia-lah modelnya:

“… Barangsiapa telah MELIHAT AKU, ia telah MELIHAT BAPA; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.” (Yohanes 14.9 b – bandingkan: Yes 9:5; Yoh 1:14; 12:45; 2Kor 4:4; Fili 2:6; Kol 1:15; Ibr 1:3 )

“Ia (Yesus) adalah gambar Allah yang tidak kelihatan…” (Paulus - Kolose 1.15)

Jadi ketika Yesus mengatakan bahwa kamu harus sempurna seperti Bapa – padahal tidak seorangpun yang sanggup dan pernah melihat Bapa – maka Dia sebetulnya sedang mengatakan: “Akulah Dia …Yang Sempurna itu….. Oleh karena itu, engkau dapat datang kepadaKu.” Kini, apakah anda mulai memahami mengapa Yesus mengatakan claim-claim super gila menyamakan DiriNya dengan Allah? (Mengampuni dosa, menghakimi umat manusia, dsb).

Bila Yesus adalah betul sosok Ilahiah, maka Dia memiliki kuasa transenden intrinsik dan penebusanNya atas tuduhan hukum dosa (yang tidak dimiliki seorang guru ataupun nabi) yang memberi alasan mengapa manusia harus mendengarkan dan menuruti kata-kataNya. KematianNya dan kebangkitanNya adalah bentuk lain dan paling ultimat dari bukti kebenaran sejarah yang dapat Dia berikan – selain puluhan nubuat yang digenapi dalam kitab-kitab yang telah ada ratusan dan ribuan tahun sebelum Dia lahir (Perjanjian Lama) dan segala mukjizat yang Dia tunjukkan di depan banyak orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun