individu.
Secara umum alasan pemikiran Muhammad Iqbal terfokus pada kebangkitan individu dan
kolektif umat Islam, pengembangan potensi pribadi, serta pentingnya pendidikan dan persatuan,
tetap pada nilai-nilai Islam dalam menghadapi tantangan modern. Secara umum, meskipun ketiga pemikir ini mempunyai tujuan yang sama dalam hal reformasi
Islam dan kemajuan umat, namun mereka mempunyai pendekatan, orientasi dan visi yang berbeda
untuk mencapai tujuan tersebut.
Tradisionalisme Islam menekankan pentingnya mengikuti ajaran dan praktik yang ditetapkan
oleh para sarjana dan pemikir klasik. Termasuk didalamnya pemahaman terhadap kitab suci
(Qur'an dan Hadits) dan tradisi yang diwariskan.Dalam tradisionalisme, ijtihad (penalaran)
dianggap perlu, namun seringkali dibatasi oleh interpretasi yang ada. Artinya, beliau
mengutamakan fatwa dan pendapat ulama terdahulu.