1. Strategi Integrasi
   Strategi integrasi merupakan strategi yang dilakukan untuk meningkatkan kendali terhadap pihak lain baik yang dilakukan secara vertikal maupun horizontal. Secara vertikal integrasi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu:
 1) Strategi Integrasi ke Depan
   Strategi integrasi ke depan merupakan upaya untuk memiliki atau meningkatkan kendali atas distributor atau pengecer. Sebagai   contoh saat ini banyak perusahaan manufaktur (pengolahan) yang menjalankan strategi integrasi ke depan dengan cara mendirikan situs Web untuk menjual produk-produk mereka secara langsung kepada konsumennya. Hal ini disebabkan potensi keuntungan yang cukup besar yang selama ini diperoleh oleh para distributor maupun pengecernya. Walaupun demikian strategi ini biasanya akan mendapatkan reaksi dari para distributor maupun pengecernya. Cara yang paling mudah untuk menerapkan strategi integrasi ke depan adalah melalui franchising (waralaba).
2) Strategi Integrasi ke Belakang
   Strategi integrasi ke belakang adalah strategi untuk mencoba memiliki atau meningkatkan kontrol terhadap perusahaan pemasok. Strategi ini sangat tepat jika digunakan ketika perusahaan pemasok saat ini tidak dapat diandalkan, terlalu mahal, atau tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka.
Sementara itu, strategi integrasi horizontal merupakan strategi untuk mencoba memiliki atau meningkatkan kendali perusahaan pesaing. Integrasi horizontal menjadi strategi pertumbuhan yang paling disukai dalam banyak industri.
2. Strategi Intensif
   Strategi intensif dapat diimplementasikan dalam beberapa bentuk strategi, yaitu:
1) Strategi Penetrasi Pasar
   Strategi ini berupaya untuk meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang sudah ada dipasar melalui usaha pemasaran yang semakin gencar atau intensif. Strategi ini dapat dilakukan melalui menambah pramuniaga, menambah belanja iklan, melakukan promosi penjualan ekstensif serta melakukan upaya publisitas.