(01)
****
"Tidak usah Nak, Uangnya kamu simpan aja, atau belikan berlian buat bojomu, sudah lama kan dia minta, bosen mungkin dia, kamu belikan emas terus, simbok nggak butuh apa-apa lagi, Simbok Cuma ingin kamu disini, mudik titik!," pesan whatsapp Simbokku lengkap dan jelas terbaca bahkan diberi huruf tebal semua. Padahal biasanya banyak thypo, alias kesalahan ketik yang lumayan parah.
 Maklum, usianya sudah 62 tapi masih bergaya anak muda. Sering ngotot baca pesan di Hape-nya dengan mata telanjang, sambil matanya disipitsipitkan ala penembak jitu, memfokuskan mata di teropong bidik, saat hendak menembak sasaran jauh agar kena dan jatuh.
Nah, kali ini, aku yang jadi sasaran bidik senapan peluru kemarahan perempuan yang telah menyimpan aku didalam rahimnya, sembilan bulan sepuluh hari. Lalu mengasuh, menimangku sepenuh sayang dalam pelukan sayangnya, sampai aku berusia 35 tahun, punya istri, dan anak kembar, Nakula Sadewa.
   ***
   Baca juga
    Video untuk ramadan lebaran/Gurujiwa/
        Ini Petualangan Kojima-ku,
               Mana,  Petualanganmu?
    ***
 Jadi kalian, bisa memahami dengan Ini Petualangan Kojima-ku, Mana Petualanganmu? betapa hatiku, retak sembilan terkiwir-kiwir, ditembaki berkali-kali oleh perempuan yang paling kuhormati. Sungguh, blokade mudik.
Penyekatan di sepanjang kota menuju arah pulang kampung. Membuatku harus angkat topi pada Ridwan Kamil, dan Ganjar Pranowo, dua Gubernur andalan Jokowi yang disiplin menjabarkan instruksi orang pertama negeri ini demi mencegah meluasnya pandemi dengan lurus, disiplin dan tanpa kompromi. Salut !.
Satu sisi, aku senang dengan keseriusan Pemerintah Pusat-Provinsi-Daerah  membatasi mudik yang keras, kaku dan sedikit kompromi seperti ini. Setidaknya, mencegah prahara layaknya tsunami pandemi di India, akibat pembebasan ritual keagamaan yang massal. Bisa diminimalisasi, sampai batas titik nadir bawahnya. Tidak Cuma aku, teman kerja, tetangga, sampai seluruh warga kota setuju. Tapi siapa yang dapat menawarkan kemarahan Simbikku ?.
Aku yakin semua pejabat yang memerintahkan penyekatan dan petugas lapangan yang siaga 24 jam, membatasi arus kendaraan dan memutar balik kembali ke ibukota, pasti punya ibu juga. Namun, mungkin hanya aku yang memiliki simbok yang super keras. Bagaimana tidak, Simbok memiliki 5 anak lelaki, istilahnya satria pendawa.
Aku kebetulan jadi anak bungsu yang paling disayang sama beliau. Meski pun paling dimanja, bukan berarti, pahaku, bokongku membiru kena pukul sapu lidi Simbok, saat aku berlarian menolak mandi, atau karena kenakalan lain khas anak lelaki.
Sejak Pakne hilang dalam tugas dalam operasi militer di Papua, Simbok sungguh tangguh, tak kelihatan, satu hari pun menangis, bersedih untuk kepergian Bapak jagoan, yang jadi idola kami. Lelaki berkumis itulah yang mengajari kami beladiri silek harimau. Jurus silat harimau minang yang legendaris, Â disegani kawan dan lawan.
Sukabumi. You saying, Â Mulia away Pakne tak ada kabar, Â Ibu memberi tauladan kepada kami tentang bagaimana menjadi anak lelaki yang tangguh. Maka semua kakak lelakiku, kemudian meneruskan karir di bidang militer. Kang Saryun jadi Marinir, Kang Tarjan mantap di Brimob, Kang Badowi di infanteri, Kang Lesus jadi komandan Di Paskhas. Pokoknya keempat kakakku. Meneruskan kedigdayaan Pak Soedarno Ayah kami di bidang pekerjaan yang keras, khas lelaki macho.
Hanya aku yang berbeda, anak Simbok terakhir, yang justru menekuni bidang yang lemah lembut, yaitu fashion. Aku punya butik baju muslim yang hits, laris manis, di terima di 8 Mal Sentro yang tersebar di 5 kota. Merek komersialku, yaitu Diar-Now, terinpirasi dari nama Pakneku yang tak pernah pulang Darno.
 Lumayan lah, untuk anak muda seukuran aku bisa punya usaha yang mapan dan berkelanjutan, walau dikepung pandemi, masih bisa bertahan. Memang pemasarannya agak memble di mal, tetapi di pasar online, proudkku cukup jagoan. Anak buahku di produksi konveksi, kurir motor, supir box dan marketing ada sekitar 45 orang yang menggantungkan hidupnya di bawah telunjukku.
Semua menurut padaku jutawan konveksi yang sedang  naik daun, tidak ada yang berani membantah apalagi memberi perintah padaku,  kecuali Simbokku.
Badanku, sempat meriang, panas dingin, ketika semua kakak tak bisa pulang, karena harus berjaga jadi satgas covid 19 dan tugas pengamana negara lain. Kebetulan hanya aku yang bebas.
Mereka sangat berharap, aku bisa pulang mudik, menemani Simbok di hari Raya. Namun, karena order baju sedang banyak-banyaknya. Simbok yang biasanya agak mata duitan, kusuap dengan niatan mengirim uang Rp. 30 juta. Siapa tahu, ibu riang ria, seperti biasanya. Tapi kali ini Simbokku marah, semarah-marahnya.
Sungguh aku buntu, tak tahu mesti bagaimana harus membujuk Simbokku yang marah besar di kampung, mungkin karena kesepian, bisa karena stres dikepung pandemi, batas toleransi kemarahan yang sulit kuukur. Aku mohon bantuanmu, saran -- saran kalian yang lebih pengalaman mengasuh ibu yang ngambek besar seperti ini, soal bagaimana merayu, menjinakkan hati Simbok, amat kutunggu ?.
Silakan komentar, atau kirim email padaku.
 Mungkin ada trik terbaik merayu Simbok, agar siaturahmiku kepada Simbok di kampungku, bisa terjadi atau setidaknya bisa terwakili. Bila rayuan uang senilai itu saja, tidak menggetarkan hati Simbokku. Aku sudah tak tahu lagi, harus berbuat apa. Please, mohon bantuan kalian pembaca, bagaimanapun rasa sepi  simbok di kampung, bisa diusir, bisa digebah. Aku hampir menyerah.
Tapi aku tak bisa memberi kalian hadiah apa-apa, uang yang kusiapkan buat simbokku, terpakai buat modal bikin pesanan baju lagi, yang dibayarnya sebulan habis lebaran nanti. Yang tersisa, Cuma senyum dan doa saja. Hmmm, kalau mau mewah sedikit, dan kalian tak keberatan, Â bisa saja kita jadi saudara, bagi pembaca yang sarannya, aku pakai untuk melunakkan hati Simbok.
 Segera ya, kutunggu ?!.
***
(02)
***
"Tole, Â ini maksudmu apa?. Â Kirim kue Bipang dari Kalimantan segala, kamu pikir enak makan kue yang lagi viral sendirian le.?. Simbok mau kamu mudik sekarang. Berangkat Titik! ," lagi-lagi Simbok mengirim WA tanpa Thypo, kesalahan ngetik yang biasanya bikin pusing bacanya. Plus, hebatnya lagi semua huruf ditebalkan, Â layaknya perintah dari komandan besar.
Empat kakak lelakiku yang jadi angkatan dan kepolisian, bila mendapat perintah ibu seperti itu, Â biasanya langsung pulang dengan segera, menghadap Simbok. Sayangnya, dalam situasi khusus, penyekatan mudik seperti ini. Â Semua sedang bertugas menjaga negara. Kebetulan hanya aku, Â si bungsu yang menjadi wirusahawan fashion yang punya kebebasan bergerak karena jadi bos bukan karyawan.
Berat rasanya melaksanakan titah Ibu, Â menemaninya di kampung Lebaran ini. Semua moda transportasi
Udara, darat, Â Dan laut ditutup ketat.
O, ya, Setelah jurus  pertama "menyuap "  demi. Membeli hati Simbok tidak berhasil. Maka aku mencoba menerima sumbang saran dari pembaca,  tentang bagaimana mengelola Simbok yang ngambek berat seperti ini.
     ***
      Baca juga artikelku :
       Video untUk Ramadan lebaran :
          Ini Petualangan Kojimaku,
            Mana Petualanganmu ?
       ***
Saran mengirimkan penganan yang viral, Â sebenarnya mengikuti. Masukan via email dari seorang pembaca yang tidak berkenan disebut namanya. Profesinya kebetulan psikolog, Â dalam prediksi ilmiahnya, wanita besi seperti simbok, Â memang g sulit ditalukkan. Terlebih bila sudah punya keinginan tertentu.
Trauma kehilangan suami yang hilang dalam tugas perang, Â dan memenuhi kewajiban, Â membesarkan lima anak lelaki yang trengginas dan banyak ulah, Â sendirian. Bukanlah usaha yang main-main. Maka di usia senjanya ibu bukan semakin lembut, Â justru berkembang Jadi semakin otoriter.
Kelima Anak yang sudah Mentas Dari rumahnya. Â Beserta Istri dan cucunya, Â bisa diperintah sesuka hatinya, Â intinya 24 jam siaga, Â ala keluarga dengan tradisi militer yang kuat sekali.
Kami berllma, Â beserta anak istri tidak ada yang keberatan "dijajah" Simbok ala VOC begitu. Semua menghargai perjuangan Simbok, Â menjaga kami sampai jadi dan bergaul.
Padahal modal Simbok hanya kain-kain batik jarik bekas saja. Â Tadinya Ibu keliling kampung memborong kain batik bekas pakai, Â yang masih bagus kondisinya. Dari keluarga yang kebetulan membutuhkan. Simbok pintar menawar, menjalin relasi berkelanjutan, juga bisa menjual kain motif truntum atau parang rusak dengan harga yang lumayan. cukup buat hidup, Â bahkan akhirnya kami punya toko batik kecil dekat terminal yang ramai.
Dari sanalah modal. Kami hidup Dan berkembanh. Marko bantam lelaki yang mendekati Dan mengajak menikah. Â Semua ditolak Simbok dengan halus. Â Cintanya kepada Pakne abadi, Â tak bertepi.
Padahal pernaj asa masa-masanua kami sulit makan dan tak cukup sandang. Ada pakde Kirmo yang baik hati menyumbangbkami beras, sembako juga baju yang bagus-bagus buat kami berenam. Tapi Simbok taktis, Â sumbangan diterima tapi hati Pakde yang flamboyan iti tidak diterima. Konon isterinya ada lima, Â dimana-mana. Huuh !
Di hati kami berlima Simbok adalah harta paling berharga kami. satu trik,  kiriman kue enak, gagal, malah disedekahkan pada tetangganya. Kira-kira xara apalagi yang bisa kulakukan demi merayu,  meluluhkan hati Simbok. Walau trik kirim. Kue ini gagal,. Aku. Masih berharap ada masukan dari  pembaca senior. Maupun yunior yang mungkin punya jurus jitu menaklukkan "singa"  ngambek seperti simbok ku?!
Masukan kalian,  akan mendapat bonus pahala dan kita bisa menjadi sahabat atau saudara selamanya  . Kutunggu trik jitu nya ya
***
(03)
***
"Tole Nandar, Simbok nggak suka. Kamu ngirim Bu Nunuk, Â sahabat muda dulu,. ke rumah Simbok, maksudmu apa?. Ya, Â awalnya, Â ya seru aja, Â kami ngobrol, Â nostalgia masa gadis sampai lansia begini. Tapi udahannya, Â kami adu mulut. Bu Nunuk, Itu kepalanya keras kayak batu. Mana mau mengalah, lha Simbokmu ini kan pantang mundur. Mana mau lebaran, malah ribut. Piye To ini le Tole, Â sudah lah kamu mudik aja sekarang, Simbok tunggu, Â titik ?! ," sadis kata-kata Simbok di WA yang panjang, Â tanpa thypo dan semuanya di huruf tebal. Ampun!
Padahal kupikir,  mengirimkan sahabat Simbok, yang satu kota dan jarang ketemu adalah kejutan kecil, yang akan menghibur hati Simbokku.  Padahal Di memoriku, persahabatan keduanya abadi. Keduanya sama-sama sama berjuang  menemukan jodohnya. Simbok kawin Sama Pakne yang tentara,  sementara Bu Nunuk kawin sama juragan kopi. Rumahnya di punggungan gunung. Dekat kebon kopinya.
      ***
       Baca juga artikelku:
        Video untuk ramadan lebaran/
           Ini petualangan kojima-ku
              Mana petualanganmu ?
         ***
Meski satu kota,  keduanya berjarak  cukup. Jauh. Simbok dekat terminal, sementara Bu Nunuk yang baik hati  mukim di pelosok gunung. Yang aku tidak tahu rupanya Bu Nunuk sempat pacaran sama Pakne,  sebelum direbut Simbok. Jadilah mereka musuh bebuyutan sebenarnya.  Cuma kalau bicara di depan anak-anak atau. Sahabat. Mereka kelihatan akrab dan mesra,  padahal selalu ada bola panas di hati mereka,  yang gampang terpercik, kapan saja.
Ada periode tersulit disaat awal, Â Pakne hilang.dalam tugas, uang oensiunanya yang tak seberapa, tak mencukupi kebutuhan kami semia. Sedang Simbok belum kenemukan usaha seperti apa yang cocok buat kiprahnya ke depan, Â yang coxok buatnya. Meski.keadaan demikian sulit. Teh susu dua gelas, Â harus cukup. Diminum berlima. Telor satu Kadang harus dibelah lima. Begitulah, walau prihatin tetap seru dan bersyukur.
Ada satu momen yangbsulit kuluoakan,  ketika aku sebagai bungsu tidak mau mengerti kesusahan itu,  acapkalainrewel dan merengek sepanjang waktu. Tentu hati Simbok susah,  tapi dasyatnya disaat pelik dannrumiy  pun hatinya Susan. Ibu sering mengelus-elus kepala Kami saat bertandang tidur. Kata-katanya lembut Dan dasyat.
"Memang Pakne, Â Belum kembali dari tugas. Nanti Ada waktunya, Â anak-anak Simbok meneruskan citati- cita Pakne menjaga negeri, Â Ada waktunya, Â Kita semua akan kembali Jaya lebih bak dari sebelumnya. Tidurlah.. ,"Bisik Lembut Ibu kuat sebelum kami terlelap. Terbukti beberapa tahun kemudian emoat kakakkku jadi abdi negara di Tentara dan kepolisian. Hanya aku yang berwirausaha fashion.
Saat merintis usaha inipun tak mudah, Â aku harus berjuang menghadapi cibiran. Kakaku yang semuanya senang dengan hal hal Macho, hanya aku yang menekuni dunia lembut pernak pernik Fashion. semua memyarankan aku mengikuti jejak mereka. Menjadi pejuang bhayangkara negara.
Tapi aku tak bergeming, Â hanya Simbok yang paham dengan kesungguhan dan kecintaanku dengan hal hal lembut tapi bergaya. kepada kakakku semua, Â Simbok. Menjelaskaan bahwa aku punya bawaan penyakit asma, karenanya tidak bisa jadi polisi atau tentara seperti mereka. Diam-diam Simbok. Mendukung langkahku, setidaknya aku yang paling disayang, Â bisa dipanggil kapan saja saat Simbok memerlukanku
Begitulah, Â namanya juga usaha menyenangkan Simbok Biarpun beberapa Trik sudah gagal, aku masih berupaya, Â berharap menemukan cara terbaik. Meluluhkan hati Simbok yang mengeras seperti es batu.
Mungkin bisa jadi, Â kalian pembaca, Â punya cara khusus yangbteruji, Â disalam merayu hati Simbok yang kesepian di kampung, Â agar bisa tersenyum lagi. Tolong, Â ya, kirim. Masukan kalian, Â aku tunggu dengan menggebu-gebu. Â Tak bisa kuberikan apa-apa kepada kalian yang baik hati. Tetapi pertemanan terbaik sepanjang masa. Kutunggu..
***
(04)
***
"Tole Nandar, peringatan terakhir  buatmu,  mudik sekarang atau tidak sama sekali.  Simbok tak terima,  ini ada Neni,  katanya mau sukarela merawat,  menemani Simbok selama lebaran dan seterusnya. Simbok pikir di istri simpanan,  atau pacarmu. Keterlaluan caramu,  kamu pikir Mbokmu ini sudah pikun daninvalid. tidak bisa mengurus diri seneiri. Tarik Neni ke Jakarta, Ibu Ora sudi.Bulus benar akalmu Le.Â
Persis Paknemu almarhum!, " lagi lagi WA simbok yang beruntun menggelegar, Â layakanya senapan mesin kaliber bessr. Tembok papan jebol, tembok beyon hancur. Apalagi hatiki. WA lancara tanpa Thypo dan digaris tebali membuatku merianh, Â tak enak makan di penghujung Ramadan ini.
Neni adalah sekretaris pribadiku, Â yang kebetulan sudah jauh hari mudik, Â cuti merawat ibunya sampai wafat. Â Ketika gadis yang handal itu tahu problem keluargaku. Â Neni mencoba memberi solusi dengan mengajukan diri sebagai relawati yang mengurus ibuku, Â setidaknya sampai krisis lebaran berlalu.
       ***
       Baca juga artikelku :
         Video unruk ramadan lebaran
           Ini petualangan Kojima-ku,
             Mana Petualanganmu?
        ***
Pada banyak tugas yang kuberikan Neni, Â sekretaris di perusahaan fashionku, amatlah luwes dan bisa menembus kusut dan buntu sepelik apapun persoalan. Ketika aku kesulitan mengurus iijin, Â hak cipta dan paten merek. Dagang " Diar-Now", saat semua. Menejer lelaki anak buah angkat tangan, Meni justru mengacungkan jari. Hanya dengan modal senyum dan kata-kata lembut sugestif khas perempuan isba selesai dengan biaya normal Tanpa suap. Keren!.
Begitu juga ketika ada kebuntuan marketing, demo. Karyawan yang demotivasi. Banyak lah hal-hal pelik yang dia bereskan dengan pesona dan senyum 'sapu jagad'nya yang memikat. Tetapi saat ketemu "the rock" Simbok, Â Neni ampun-ampunan, Â menyerah, angkat dua tangan. Kali ini Simboklah pemenangnya.
Sulit mudik saat penuh penyekatan di tiap kota sepanjang Pulau Jawa. Â Perintah Jokowi itu dipatuhi empat Gubernur Jawa, mulai dari Wahidin Halim, Â Ganjar Pranowo, Â Ridwan Kamil, Â sampai Khofifah Indar Pariwangsa. Â
Begitulah, Â walau banyak uang aku tak bisa pulang. Walau empat kakak lelakiku bekerja jadi TNI dan Polri, Â mudik kali. Ini amat tegas, keras, dengan aturan putar balik arah Jakarta yang tak bisa ditawar-tawar lagi.
Menyebalkan memang tapi daripada terjadi "tsunami pandemi" seperti di India yang menghadapi serangan balik. Pandemi yang mwngerikan.Â
Semoga negeri kita diselamatkan dari musibah besar seperti Indja. Hanya pil pahittnya tidak bisa mudik. Tidak bisa. Menemani Simbok dalam ied yang fitri, Â sungguh menusuk hati. Â Ditambah sikap Simbok yang tiba-tiba menjadi "Singa betina yang ngambek" Â samoai tak masuk akal begini. Membuat pikiran kami lima bersaudara rusuh, tak enak makan, Â tak enak tidur.
Walau ini susah sangat,  aku masih berharap, Ada sumbang saran Dari pembaca, siapa tahu ada yang masih punya satu cara jitu menetramkan hati simbok, ibuku,  atau punya amalan khusus,  mantera suci penenang  jiwa agar beliau Serang Dan tenang di kampung saat mudik suci begini. Agar silaturhami suci maaih bisa berjalan jaman pandemi.
Aku tunggu saran kalian. Bonus nya pahala dan perkawanan sejati kita. Â Kutunggu!
***
(05)
***
Allahu Akbar Allahu Akbar
La illahaillahu allahu akbar
Allahu akbar walillahilham....
Terus saja
Takbir dan tahmid berkumandang memenuhi layar pagi,  ied raya yang bergandeng dengan peringatam Kenaikan Isa Al. masih. Sungguh syahdu  Karena mash diijinkan sholat Ied  berjamaah Di. Masjid dan lapangan meski dengan prosedur ketat. Total. Memakai. Masker,  menjaga Jara membawa sajadah sendiri. Mash ditambah,  disarankan ambil. Air wudlu-nya di rumah, agar tidak saling menyebarkan virus pandemi global. Indih juga syahdu.
Sesaat sempat larut dalam raya yang sendu, bersama anak dan istri tersayang, dalam bekapan dingin dan sendu ditinggalkan ramadan suci yang sebulan penuh bersamanya. Lidah, Â perut, Â otak dan kalbu dibersihkaN, Â dirawat secara nir logika, Â penuh enerji spiritual keilahian.
      ***
       Baca juga artikelku :
        Viedo untuk ramadan lebaran /
           Ini petualangan kojimaku
            Mana petualanganmu ?
      ***
Jujur seminggu terakhir, Â aku sulit tidur malam. Walau sudha lelah beezikir, Â mengaji dan itikaf. Â Meski hati. Semakib dekat pada sang pencipya tapipikiran kami sedang diuji, Â Karena Simbokyang sepuh, sendirian di kampung. Meski logistik dapur dan kue juga sedekah buat anak yatim, Â dhuafa lebih dari cukup. Apalah arti semua itu, Â bila tak ada kehadiran, satu pin dsei anak lelakinya. Lebih-lebih tak ada aku, Â bungsu kesayangan Ibu.
Sudah berbagai cara. Kami lakukan. Untuk kebaikan ibu. Tapi semua trik dan teik yang disarankan pembaca yang peduli  take Ada yang mempan kepada Ibu. Mulia Dari mengirim yang kontan,  lie terenak,  sahabat terbaik, Sampai perawat  yang cantik-sabar-baik. Hati,  tak ada yang mempan membujuk agar ngambeknya Simbok mereda. Super bingung aku?!.
Akhirnya semua kupasrahkan saja, Â kepada ilahi, Â kepads yang maha pencipta raya. Biarlah ibu, Â Beliau yang urus, Â ketika sampao di titk itu, Â barulah aku bisa tertidur sekejap semalam. Â Bahkan dalam tidur pun, Â Simbok sempat datang ke kamarku. langsung datang ke kamarku, membuka pintu Tampa mengetuk pintu lagi. Brak! .
"Kalau mamu tak ada usaha pulang mudik, Â biar Simbok yang datang kerumah anak-anakku satu persatu , Bangun! ," kali ini simbok datang, Â tak memakai kebaya kesayangannha, Â Simbok justru datang pakai jaket tentara gagah hadiah dari kakak pertamaku. Wow banget kan ?. Namanya juga mimpi.
Sontak. aku terbangun, Â nyaris kesiangan sholat Ied. untung dibangunkan Simbok dari jauh. Setelah kotbah sholat, Â aku pulang dan sempat makan ketupat dengan santai bersama istri, Â Nemo dan Popi anak kedua dan ketigaku. Bersyukur, kami bisa utuh bersatu, Â dalam kepungan pandemi yang dasyat begini.
Aku teringat pada anak pertamaku Jiwa, Â yang tidak pulanh, Â mondok, berjuang menjadi hafidzoh, penghafal quran setahun terakhir Dan tidak diijinkan pulang selama setahun pertamanya belajar di pondok. Semoga Mbak santri Jiwa-ku bahagia Di pondok Hafidz lebaran ini.
Baru saja membatin. Viedocall-ku berbunyi,  kuangkat,  disitu wajah  si Sulung Jiwa Dan Simbok sedang berpelukan Mesra,  bahagia bersama . Simbok hanya terkekeh tanpa. Kata,  lalu kami pun saling bermaafan lewat Hape.
Akhirnya aku tahu, Â Simbok datang menemui Kyai di Pondok Pesantren Hafisz Quran sulungku, Â lalu melodi, Â minta izin pulang membawa sulungku. Karena alasan simbol. Masuk akal dan disampikan dengan lemah lembut tapi tak bisa ditawar. Lengkapkan raya Simbok.Meski tanpa satupun dari kelima anaknya. Simbok cukup bahagia ditemani satu cucu kesayangannya. Sempurna. Alhamdulillah.
Selamat hari raya. Mohon maaf lahir batin bagi semua ibu dimanaoaum, Â yang anaknya tak bisa mudik, Â lebaran ini, Â maafkan anak-anakmj. Maafkan pak Jokowi, Â Maafkan Pak Ganjar, Pak. Ridwan Kamil, Â Pak Wahidin, Â dan ibu Khofififa,h , Gubernur dan aparat pelaksana penyekatan mudik di lapangan yang menahan bumi jawa dan Indonesia ini, Â bebas tsunami pandemik. Â Bravo! selamat bekerja!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H