Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Kurma

SOS! Minta Saranmu, Simbok Ngambek, Aku Tak Mudik?! (01-05--tamat)

15 Mei 2021   00:06 Diperbarui: 15 Mei 2021   01:05 1516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

          ***

           Baca juga artikelku :

              Video untUk Ramadan lebaran :

                    Ini Petualangan Kojimaku,

                        Mana Petualanganmu ?

             ***

Saran mengirimkan penganan yang viral,  sebenarnya mengikuti. Masukan via email dari seorang pembaca yang tidak berkenan disebut namanya. Profesinya kebetulan psikolog,  dalam prediksi ilmiahnya, wanita besi seperti simbok,  memang g sulit ditalukkan. Terlebih bila sudah punya keinginan tertentu.

Trauma kehilangan suami yang hilang dalam tugas perang,  dan memenuhi kewajiban,  membesarkan lima anak lelaki yang trengginas dan banyak ulah,  sendirian. Bukanlah usaha yang main-main. Maka di usia senjanya ibu bukan semakin lembut,  justru berkembang Jadi semakin otoriter.

Kelima Anak yang sudah Mentas Dari rumahnya.  Beserta Istri dan cucunya,  bisa diperintah sesuka hatinya,  intinya 24 jam siaga,  ala keluarga dengan tradisi militer yang kuat sekali.

Kami berllma,  beserta anak istri tidak ada yang keberatan "dijajah" Simbok ala VOC begitu. Semua menghargai perjuangan Simbok,  menjaga kami sampai jadi dan bergaul.

Padahal modal Simbok hanya kain-kain batik jarik bekas saja.  Tadinya Ibu keliling kampung memborong kain batik bekas pakai,  yang masih bagus kondisinya. Dari keluarga yang kebetulan membutuhkan. Simbok pintar menawar, menjalin relasi berkelanjutan, juga bisa menjual kain motif truntum atau parang rusak dengan harga yang lumayan. cukup buat hidup,  bahkan akhirnya kami punya toko batik kecil dekat terminal yang ramai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun