Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

(Dari Cerita Nyata) Ono

11 Oktober 2020   13:26 Diperbarui: 12 Oktober 2020   01:02 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitulah, dua hari.kemudian Ono bangkit dan kembali bisa bersekolah. Semua teman kelas 5A, menyambutnya dengan riang dan rindu. Mereka berceloteh layaknya anak ayam ketemu cacing lucu.

Pelajatan pun dimulai. Berat buat Ono berkonsentrasi setelah libur delapan hari, shock bertemu Ayah kandung yang jauh dari harapannya.

Ketika bel jam pulang berbunyi. Semua teman satu kelasnya berhamburan keluar. Hanya Ono yang tertinggal karena ia berlambat - lambat, kondisi badannya.belum bisa bergerak cepat. Maklum baru pulih dari sakit.

Bu Imelda yang berjalan santai ke arah kantor, melihat sosok Ono yang sedang melamun sendirian, Guru cantik itu prihatin. Berbelok langkahnya dari.teras, masuk lagi ke kelas.

"Hei Ono, Ono opo, opo Ono ?",canda Bu Guru cantik, tiap kali menyapa Murid cerdas kesayangan dari sejak kelas satu SD. Perempuan ini sudah.menganggap Murid cowok ini seperti anaknya. Ono yang kehilangan ibu dari kecil, melihat guru IPA ini sebagai sosok pengganti Ibu ini, senang.mencurahkan isi hatinya.

Tanpa.diminta, dari bibir anak lelaki ceriwis ini memgalir cerita gempa hatinya, mulai dari pengakuan Ayah Felix yang ternyata cuma Ayah Angkat. Lalu ia dipertemukan dengan Ayah Rumedjo, ayah Kandungnya yang menderita.kusta. kemudian cerita sakitnya.

"Apa, aku juga sakit, tertular kusta Bu?", tanya Ono kawatir.

"Tidak anakku, tidak bakteri.kusta itu kalau kena udara mati. Sulit menular. Kecuali kamu kumpul dari bayi, itupun perlu waktu 10 tahun lebih baru berkembang", jelas Bu Guru cantik sambil mengerjapkan mata indahnya.

Ono sangat berharap mata ibunya seindah Bu Imelda. Baik ibu asuh, maupun ibu kandung yang tak pernah dikenal atau didengar kabar beritanya.

"Ono, kenapa kamu melamun lagi Nak?", tanya Bu Guru cantik sambil mengelus rambut Ono tulus dan sayang.

"Saya kangen Ibu. Tapi wajah kedua ibuku susah kuingat", keluh Ono sendu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun