Mohon tunggu...
aziz ahlaf
aziz ahlaf Mohon Tunggu... Editor - kita hanya berbeda acara dalam menggapai ridho tuhan

setiap kita punya cara unik dalam mengumpulkan pundi-pundi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kenapa Mesti Ada Banjir Dulu Baru Saling Peduli?

2 Januari 2020   14:28 Diperbarui: 2 Januari 2020   14:41 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
banjir di perkampungan, rabu (1/1) // dokpri

Jadi gini, kalau boleh saya meminjan istilah "kebanyakan" manusia itu baru tumbuh kesadarannya (ini belum ke tahap sara loh ya) mesti telah mengalami peristiwa terlebih dahulu, alias belum cukup tumbuh kesadaran hanya dengan melihat fenomena alam atau yang telah dialami orang lain. Merasakan dulu sebuah peristiwa baru akan tumbuh kesadaran, setelah tumbuh akan sadar.

Untuk meningkatkan kesadaran pemanasan global ke depannya, antara lain:

1. Sering bergaul dengan alam luas atau liar

Tak dipungkiri gaya hidup metropolis, materalis, idealis, memang dapat melahirkan sikap apatis dan slow respon pada sesama, terlebih dengan yang bukan dari kesetaraan sosial. Jika terhadap makhluk hidup berjenis manusia saja kurang peka terlebih terhadap yang bukan sejenis seperti alam luas diangkasa yang termasuk didalamnya tentang kondisi pemanasan global.

2. Sering berbaur dengan orang pinggiran

Adakalanya kerasnya hati manusia dapat luluh hingga benar-benar sadar setelah berbaur dengan orang yang bukan komunitasnya, bagi kalangan atas bermental sosialita tentu sangat berat untuk turun kasta berbaur dengan kaum marjinal, namun seberat apapun harus dilatih, dan jika kita mau sedikit saja membuka paradigama (iya sedikitnya saja) bahwa berbaur dengan orang pinggiran itu sama sekali tidak mengurangi kredibilitas seseorang apalagi sampai menggerogoti harga diri selagi mengedepankan sikap baik dan bijak. 

Dari situ bisa merasakan betapa tidak enanya dampak dari pemanasan global bagi kaum pinggiran namun mereka masih bisa bertahan dalam rasa syukur. Hal ini tidak berarti menganggap kesimpulan secara kesuluruhan.

3. Kurangi gaya hidup mall

Tempat yang nyaman, adem, sejuk, serba ada, santai, seolah memanjakan pengunjungnya, serasa hidup tanpa beban hingga tak lagi memikirkan apa itu dampak pemanasan global. Disadari atau tidak, rasa nyaman dapat mengikis habis mental ketidakpedulian akan lingkungan luar karena secara tidak langsung mereka seolah tak berpengaruh atas dampak dari pemanasan global

kiat-kiat antisipasi hadapi banjir

tidak menutup mata, pihak pemerintah pusat hingga daerah sangat gigih dan serius dalam melakukan kegiatan untuk mengantisipasi banjr, dari perencanaan sarana prasarna, sosialisasi langsung ke masyarakat, penyuluhan, pembinaan, pengarahan, bimbingan dan lain sebangsanya namun masih saja dianggap oleh sebagian kalangan belum juga mendapat rewad serius, parahnya lagi sering menyalahakan pihak pemerintah atau aparat setempat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun