BA: Waw! Bukannya aku juga lahir dari imajinasimu! Kenapa hanya sigendut itu saja yang kau angkat menjadi anakmu! (mencibir)
Kutipan III
BA: Ada panas, ada dingin, ada yin ada yang, ada dosa ada pahala, kenapa kau hanya mau yang baik saja! Tanpa menerima yang buruk!
A: Aku tak mau! BA: Hidup itu selalu dua warna, perempuan bodoh! A: (Berkacak pinggang) jadi kau mau jadi anakku toh
Kutipan IV
A: Kenapa kau berkata begitu?
AK: Si setan itu tadi malam mendatangiku, memberikan ini (memberikan secarik kertas)
Dari keempat kutipan diatas, bisa terlihat jelas bahwa dalam naskah drama "Perempuan dan Ilusinya" karya Adhyra Pratama menggunakan gaya bahasa atau majas sindiran hal itu bisa terlihat dari dialog antar tokoh yang saling menyindir satu sama lainnya.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang Unsur Intrinsik Naskah Drama Perempuan dan Ilusinya Karya Adhyra Pratama bisa disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1.Unsur Intrinsik