Mohon tunggu...
Azis Maloko
Azis Maloko Mohon Tunggu... Penulis - seorang pejalan yang menikmati hari-hari dengan membaca

anak nelayan berkebangsaan Lamakera nun jauh di sana, hobi membaca dan menulis, suka protes, tapi humanis dan humoris

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pemilu dan Suksesi Kepemimpinan Nasional: Antara Calon Pemimpin Otentik dan Kosmetik

24 Agustus 2023   10:06 Diperbarui: 26 Agustus 2023   07:01 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Azis Maloko

Memasuki tahun pemilu 2024 mendatang, pelbagai hiruk-pikuk terkait dengan pencapresan mulai bergeliat ke sana ke mari mewarnai hari-hari dalam berindonesia. Pelbagai issu politik bermunculan di dalamnya, mulai dari issu politik yang paling baik maupun paling buruk sekalipun. 

Di antara issu-issu politik yang bermunculan di tengah-tengah suksesi mencari calon kepemimpinan nasional adalah politik identitas, politik oligarki dan dinasti politik. Ketiga issu politik ini langsung menyentuh pada wajah masing-masing calong pemimpin; mana yang dikatakan sebagai calon pemimpin yang memainkan politik identitas, mana pula calon pemimpin yang memainkan politik oligarki dan dinasti politik. Sehingga, issu-issu politik ini mau tidak mau membentuk wajah calon pemimpin; antara calon pemimpin berwajah otentik dan calon pemimpin berwajah kosmetik.

Belum lagi bersama dengan itu pelbagai macam issu-issu politik lainnya juga ikut bermunculan, mulai dari issu seputar pembegalan partai politik, "intimidasi" pimpinan partai dan "ancaman" hukum bagi partai dan pimpinan partai tertentu. Semuanya terjadi diandaikan karena masing-masing partai dan pimpinannya hendak menjalankan kebebasan, kemerdekaan dan kemandiriannya dalam menentukan pilihan politiknya dalam suksesi pemilihan kepemimpinan nasional pada 2024 mendatang. 

Mereka mau membentuk dan menentukan koalisi dengan partai-partai tertentu sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan partai, kader dan konstituen politik masing-masing. Bersama dengan itu, terdapat juga issu lainnya terkait dengan langkah-langkah "politik hukum" yang dilakukan oleh beberapa partai dan perorangan dalam melakukan judicial review (JR) terhadap batas usia calon kepemimpinan nasional.

Mengenal Calon Pemimpin Otentik dan Kosmetik

Untuk memahami dan sekaligus membedakan dengan baik dan jelas terkait dengan calon pemimpin berwajah otentik dan kosmetik dalam pusaran demokrasi kita perlu kiranya untuk diperkenalkan dalam bentuk rumusan-rumusan kriteria khusus di dalamnya. 

Logika demikian setidak-tidaknya dibangun di atas asumsi teoretis yang mengandaikan bahwa setiap sesuatu memiliki identitas masing-masing. Sementara identitas adalah sesuatu yang melekat pada sesuatu itu sekaligus berbeda dan membedakan sesuatu dengan bukan sesuatu itu. Sehingga, identitas merupakan unsur dan elemen mendasar sekaligus terpenting bagi sesuatu. Karena, identitas menjadi ciri pembeda antara satu dengan lainnya.

Pada umumnya, identitas pada makhluk yang bernama manusia terdiri atas dua bagian. Identitas pertama bersifat natural of law atau given dan kodrati. Identitas semacam ini dimiliki oleh semua manusia. Karena, setiap makhluk diciptakan di atas identitas ini. Misalnya, identitas terkait dengan jenis kelamin pada manusia. 

Setiap manusia dilahirkan memiliki identitasnya masing-masing. Ada namanya identitas perempuan dan ada pula namanya identitas laki-laki. Kedua identitas ini ditandai dengan struktur anatomi tubuh masing-masing. Bahkan manusia yang lahir dalam keadaan memiliki jenis kelamin ganda sekalipun pada akhirnya juga memiliki identitas sebagai laki-laki atau perempuan. Tergantung identifikasi fungsionalisasi dan efektivitas salah satu di antaranya.

Identitas jenis pertama ini tidak berlaku hukum perubahan dan atau dipertukarkan. Meskipun, banyak manusia-manusia nir akal dan moralitas mencoba untuk mengotak-atik model ideal dalam penciptaannya. Pada hakikatnya manusia hanya memiliki dua jenis kelamin saja. Selebihnya adalah kecenderungan hasrat seksualitas dari dua jenis kelamin tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun