Begitulah panas itu dirasakannya, lalu berpikir barangkali ada yang salah dengan tubuhnya? Kesehatannya? Ia pun  berpakaian, menyemprot parfum, keluar kamar apartemennya dan hendak turun ke klinik lantai dasar.
Ketika menunggu lift untuk turun ia berpapasan dengan perempuan gempal tukang bersih-bersih.
"Wangi sekali, seperti biasanya, Mas Pono."
Ia menciumi parfum itu. Parfum pria eropa mahal yang memang cocok untuk dirinya. Ia tersenyum bangga.
"Terima kasih."
"Mau ke mana, Mas?"
"Saya agak nggak enak badan, mau pergi ke klinik bawah."
Ia pun meminta diri ketika lift untuk turun terbuka.
Dokter yang memeriksa berkata tidak ada yang salah dengan tubuhnya, kesehatannya baik, semua pemeriksaannya  normal. Pono pun keluar dari klinik dengan kepala yang mulai berasap, sambil menyumpah serapah,
"Dasar klinik murahan, pastilah alat-alat murah itu tak dapat mendeteksi penyakitku."
Pono mengunjungi berbagai rumah sakit terkenal di kota itu, tapi benar-benar tak ada satupun dokter berkata bahwa ia sakit. Ia pun memaki-maki sepanjang perjalanan pulang.