Mohon tunggu...
Ayu WandanaYuantika
Ayu WandanaYuantika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret

mari berbahagia bersama.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Obsesi

12 Juni 2022   19:43 Diperbarui: 12 Juni 2022   20:01 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Pikiran burukku seolah menjadi nyata. Sudah terlambat membahas salah paham, tanpa sadar perlahan kita semakin menjauh. Seolah perasaan kita sudah usai sejak lama, dan kami hanya berusaha bertahan dengan sia-sia. Hubungan kami berakhir tanpa kata perpisahan. Hanya berlalu begitu saja dan masing-masing dari kami tahu segalanya telah usai.

"Jika ku tahu hubungan kita akan berakhir, aku tak akan mencintaimu sedalam ini" Kini, Lucas bahkan seolah enggan melihat wajahku.

"Biarkan aku memelukmu sekali ini saja, agar tak ada penyesalan nantinya"

Kami menghabiskan waktu malam itu untuk duduk berdampingan di pinggir jalan. Menatap kosong jalanan, dan hanya terdiam bersama. Dadaku rasanya sesak, aku yakin Lucas juga sama. Untuk terakhir kalinya kami saling berpelukan dengan tulus. Peluk yang tak akan terulang lagi. Peluk yang menjadi tanda bahwa segalanya telah berakhir. Kemudian kami berpisah dengan saling menahan tangis.

Tentu saja aku rindu bahkan pada surat-surat cinta yang tak lagi berdatangan. Ini baru lima hari semenjak kita putus, dan segalanya menjadi rumit bagiku. Aku hanya membaca kembali surat-surat cinta dari Lucas, dan terus terulang seperti itu. Mataku lelah, namun batinku terlalu bersemangat berselancar menjelajahi kenangan bersama Lucas. 

Segala rangaian kata dalam surat-surat cinta yang menggunung itu, benar-benar membuatku merasa enggan melupakan Lucas. Bagaimana mungkin debaran ini tak usai setelah hubungan kami usai.

Lucas terlihat baik-baik saja di instagram nya. Ia mengungkapkan bahwa kami telah putus, dan menyuruh semua pengikutnya untuk berhenti menggangguku. Hal itu berdapak padaku, para pengikutnya benar-benar berhenti menggangguku, meski ada beberapa yang masih mengusikku. Ia terlihat bahagia, tentu saja ia bermain bersama teman-temannya, dan "sahabat"nya yang terlihat setia selalu di sampingnya.

Beredar kabar bahwa Lucas ikut program pertukaran pelajar di Australia, ia akan tinggal di sana untuk beberapa waktu yang lama. Aku baru tahu hal itu dari unggahan instagramnya, dan dikonfirmasi oleh beberapa temanku. Rasanya menyedihkan ketika aku masih berharap ia akan berpamitan sembari mengucap selamat tinggal padaku. 

Aku benar-benar merindukan sosoknya, dan ini semakin membuat perasaanku tersakiti ketika aku tak tahu harus menghubunginya seperti apa. Bukankah aku terlalu egois bila tiba-tiba menanyakan kabarnya? Bukankah ia akan merasa terganggu akan kehadiranku yang susah payah ia lupakan? Maka sedari itu, aku memilih diam.

Kala itu, aku hidup dengan berusaha mengabaikan segala kenangan dari Lucas yang selalu muncul. Aku hanya mengingat kenangan buruk, agar hatiku berhenti berharap pada seorang yang tak mungkin kembali. Perlahan imajinasi liarku seolah menjadi kenangan yang nyata. Aku benar-benar membenci Lucas dari sisiku. Dan melihatnya sebagai sosok yang sangat kubenci.

Aku hidup setelahnya seperti itu, bahkan kini aku bisa menemukan sosok baru yang dengan rela hadir dan mengukir kisah yang baru denganku. Kami sangat mengagumi satu sama lain, dan pria ini terlihat lebih menyenangkan dan masuk akal di banding kehadiran Lucas yang lalu. Namun, dikala hatiku hendak meyakinkan diri bahwa aku akan bersama pria yang baru ini, Lucas kembali mengusik hidupku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun