Mohon tunggu...
Ayu WandanaYuantika
Ayu WandanaYuantika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret

mari berbahagia bersama.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Obsesi

12 Juni 2022   19:43 Diperbarui: 12 Juni 2022   20:01 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kami tertawa hanya karena percakapan kecil, dan aku sangat meghargainya.

***

Aku diterima magang di sebuah agensi percetakan buku. Dan hal itu membuatku semakin sibuk. Aku kesulitan membagi waktuku, bahkan hanya untuk sekedar makan tepat waktu, apalagi  menjawab pesan singkat dari Lucas. Ia benar-benar merengek memintaku meluangkan waktuku untuknya. Aku sudah berusaha sebisaku, namun bagaimana lagi pekerjaan ini memang benar-benar membutuhkan banyak waktu untuk digunakan.

 Pada akhirnya kami hanya sering bertengkar. Kami sibuk menyalahkan kesalahan satu sama lain. Lucas yang tak percaya pada kesibukanku, dan aku yang tak habis pikir dengan tuduhkan Lucas yang menuduhkau berselingkuh dengan seorang senior di agensi buku.

Keinginan Lucas perlahan berubah menjadi obsesi.

Kami mulai jarang melungkan waktu bersama. Kekhawatiran Lucas berubah menjadi kecurigaan hingga ia amat sangat menekanku untuk berhenti dari magang di agensi buku dan kembali fokus kuliah saja. Ia berkata ini demi kebaikanku, demi IPK ku agar aku lulus tepat waktu. 

Namun di mataku, permintaan ini hanya alasan Lucas agar hatinya tenang dan tak khawatir tentangku. Aku selalu berusaha menjelaskan perlahan, dan menolak keinginan Lucas dengan halus. Namun, akhir dari percakapan kami selalu pada keheningan dan tak meninggalkan hasil apapun selain kesedihan dan kecurigaan yang kian bertambah.

Lucas bahkan mengunduh aplikasi untuk menyadap teleponku. Awalnya aku tak tahu ia memata-mataiku seperti itu, hingga aku merasa ada yang salah dari sikapnya yang kian bertambah menjengkelkan itu. Ia sering meneleponku bila ia tahu aku sedang beristirahat. Kadang pula ia menyuruhku berbicara dengannya di ponsel hingga subuh hanya karena ia merindukanku. 

Ia pernah melabrak seniorku di tempat magang hanya karena Lucas merasa bahasa yang seniorku gunakan saar chatting denganku sedikit menggoda yang kemudian hal tersebut membuat beberapa orang di tempatku magang tak mau berbicara denganku.

Pria ini sangat berusaha membuatku berada dalam genggamannya. Ia mulai memerlakukanku seperti boneka yang harus menurutinya, hanya karena ia adalah pria yang lebih tua dariku. Ketika aku selalu melawan argumennya, ia akan mengamuk dan berkata sebaiknya aku menghormatinya yang "lebih berpengalaman hidup" dibanding diriku. 

Ia menjadi sangat semena-mena padaku, dan jauh lebih mengontrol keseharianku. Aku benar-benar mulai tersugesti bahwa semua yang lebih tua dariku selalu benar dan mulai mengabaikan fakta bahwa umur tak selalu menjadi alasan untuk dihormati. Alasan ini tak kutemukan pada diri Lucas sama sekali. Ia benar-benar membuatku frustasi atas segala kegeoisannya yang selalu ingin menang sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun