Ia memintaku untuk bertemu di sebuah rumah makan di pinggir kota. Awalnya aku berniat menolaknya, namun setelah kupikirkan kembali, kami benar-benar harus memutuskan dan menjelaskan hubungan masing-masing dari kami. Pikiran itu membuatku menuruti keinginan Lucas dan menemuinya.
Kami masih canggung, dan Lucas memberiku sebuah kotak kecil sembari berkata itu oleh-olehnya dari Australia selama dua tahun ini. Ia bercerita tentang kehidupannya di sana, dan betapa ia sangat kesulitan. Kami saling berbincang-bincang, dan kehadirannya ini membuatku merasa semakin tertekan.
"Aku mulai merindukanmu, dan dengan egois aku menginginkanmu kembali. Kau terlihat baik-baik saja, dan kerena keserakahanku, aku tak suka melihatmu menjalani hidup yang nyaman tanpaku. Orang bilang untuk apa membaca buku yang sama dua kali, kita tetap akan menemukan akhir yang sama. Tapi aku manusia, bukan buku. Jadi, bagaim-"
"Lucas, maaf" Ucapku sembari menggeleng.
Ia terdiam.
Lucas meninggalkanku begitu saja setelah mendengar perkataanku. Dan kini yang tersisa hanyalah aku, dan sebuah kotak kecil yang kemudian aku menemukan cincin di dalamnya dengan sebuah surat.
Bagaimana bila kita pindah ke Australia berdua, kemudian menikah di sana? Hubungan kita akan legal di sana, dan kita tak perlu lagi merasa terbebani dengan hidup sebagai pasangan di sini. Menikahlah denganku, Putra.
Yang Selalu Mengagumimu,
Lucas
TAMAT