Aku sangat terkejut akan hal ini. Apa ini pertanda bahwa mereka akan kembali lagi, untuk merebut tanah kami?
Aku pun bergegas lari menuju papan tersebut dan ternyata benar, sekilas aku mendengar suara bisikkan "Berhati-hatilah", dan mungkin ini juga ada kaitannya dengan mimpi ku kemarin malam. Akan ada dua orang berbaju rapih dan banyak kamera di sekitar desa kami. Aku sangat yakin ini adalah pertanda orang-orang itu akan kembali ke desa tanah leluhur kami. Perasaan cemasku kali ini sangat besar, mungkin kali ini aku akan butuh bantuan Nadien untuk mempertahankan tanah leluhur kami.
"Ini sepertinya pertanda buruk, pak" ucap warga yang menemaniku ke tempat papan.
"Sepertinya dugaanmu benar. Aku merasakan kecemasan, namun kali ini lebih besar dari sebelumnya. Kita harus lebih berhati-hati dan memperketat penjagaan kelling. Tapi, apa benar kau tak melihat orangnya?"
"Maaf pak, sebenarnya tadi saya sempat tertidur"
"Baiklah. Lain kali jangan sampai seperti itu ya"
"Baik pak".
Aku menuju rumah, memanggil pak tua dan petinggi desa yang lainnya untuk membicarakan hal ini.
"Aku diberikan mimpi buruk tentang kejadian ini dan kemungkinan akan ada yang datang. Mereka yang menginginkan tanah ini akan datang lagi. Mereka akan lebih serakah dari sebelumnya dan di dalam mimpiku terdapat alat besar yang akan menghancurkan tanah leluhur kita ini. Aku tidak yakin kali ini kita akan menang dari mereka" ucap pak tua.
"Kemungkinan yang pak tua ceritakan akan terjadi. Perasaan cemasku ini paling hebat dari sebelum-sebelumnya. Tapi, apapun yang terjadi kita harus tetap menang, walaupun aku harus berlumuran darah dan mengorbankan nyawaku" ucapku dengan optimis untuk meyakinkan yang lainnya.
"Apa kita membutuhkan bantuan gadis itu?" ucap Sinyo