Lestari membuang sisa makanan itu dan mencuci tangannya. Baru dia menoleh melihat Dita. Dita mengeluarkan kotak dari tas plastik dan diletakkannya di kursi di sebelahnya.
      "Ini ...." Lestari menunjuk ke kotak itu.
      Dita tersenyum. "Iya ... Buat kamu."
      Lestari memandang Dita. Sungguhkah itu sepatu yang dia perlukan untuk menari nanti?"
      Dita membuka kotak itu, terlihatlah sepatu putih yang cantik. Lestari menyentuhnya. Dia masih tak percaya sekarang dia ada sepatu untuk dipakai menari!
      "Aku pinjam, ya? Kalau selesai acara-"
      "Itu punya kamu, Tari. Aku dan Bu Nina membelikannya untukmu," sahut Dita.
      "Apa? Bu Nina?" tanya Lestari kaget.
      "Iya. Maaf ya, aku bicara dengan Bu Nina, lalu kami mengumpulkan uang tabungan kami, dan bisa membeli sepatu ini. Bu Nina bilang kamu punya bagian penting di tarian kita, kamu tidak mungkin tidak ikut," Dita menjelaskan. Senyumnya kembali muncul lebar.
      Lestari sungguh terharu. Dia punya teman sebaik ini. Ahh ... senangnya!! Lestari memeluk Dita.
      "Terima kasih ya, Dit. Kamu teman yang sangat baik. Aku akan menari sebagus-bagusnya, supaya Bu Nina dan kamu, tidak kecewa. Terima kasih," kata Lestari penuh semangat.
      Dan, tak lama, keduanya ada di atas sepeda, menuju ke sanggar. Terdengar suara tawa dan canda dari kedua anak yang siap menunjukkan kiprah mereka di acara istimewa.