Mohon tunggu...
Ayunina Sharlyn
Ayunina Sharlyn Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Fiksi Amatir

Menulis kisah-kisah sederhana dari kehidupan, berharap ada pesan-pesan baik yang dapat mejadi imspirasi bagi semua orang. Mulai menjadi penulis online tahun 2020 di beberapa platform seperti Noveltoon, Novelme, Goodnovel, Goodwill, Novelgood. Novel yang sudah dicetak bersama Samudera Printing adalah Antara Arnesya dan Agnesia di tahun 2021. Ikut menulis antalogi bersama banyak penulis lain dalam buku bertajuk 'Tentang Rasa' dan 'Hujan' di tahun 2021. Dengan Novelgood bekerja sama dengan Phi Project Entertainment menerbitkan buku 'The Lost Prince' di tahun 2024.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sepatu Untuk Tari

25 Januari 2025   13:08 Diperbarui: 29 Januari 2025   13:23 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Sepatu (kredit dari Canva)

           "Sekarang, semua boleh duduk, selonjor, sambil Ibu akan berikan pengumuman," kata Bu Nina.

           Segera anak-anak duduk di lantai, berselonjor dan menunggu apa yang akan Bu Nina sampaikan. Bu Nina memandang mereka semua dengan senyum manisnya.

          "Ibu senang sekali, kalian hebat semua. Penuh semangat dan serius berlatih. Nah, untuk kostum, pakaian sudah disediakan oleh panitia. Ibu pernah sampaikan pada latihan yang lalu. Kalian hanya perlu menyiapkan sepatu kets putih. Apa semua sudah mulai menyiapkannya?" lanjut Bu Nina.

            "Sudah, Bu. Kemarin ayah sudah membelikan aku sepatunya. Keren, aku suka sekali," sahut seorang anak.

            "Ibuku akan mengajakku ke pasar besok, biar aku bisa pilih sendiri modelnya." Yang seorang lagi berkata.

            "Bagus. Masih ada beberapa hari buat yang belum punya. Nah, sepatu itu nanti tetap bisa kalian pakai selesai acara, karena punya kalian sendiri," jelas Bu Nina.

             "Dan ...." Bu Nina meneruskan. "Nanti latihan yang terakhir, gladi bersih di lapangan besar, kalian harus bawa sepatunya. Dicoba sekalian. Bisa, ya?"

             "Iya, Bu! Bisa ...." Bersahutan anak-anak itu menjawab.

             Dita memperhatikan Lestari. Wajah Lestari terlihat makin sedih. Apa karena ini di aga mau ikut nari lagi? Tidak punya sepatu warna putih. Sampai pulang Lestari masih lesu. Dia tidak bicara apa-apa sepanjang jalan pulang.

             "Sudah sampai rumahmu, Tari. Kita latihan lagi hari Kamis. Aku jemput ya?" ujar Dita.

             "Hmm ... Kamis aku pergi. Aku ga bisa latihan. Mungkin tadi terakhir aku bisa ikut," jawab Lestari, terdengar sedih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun