Sepertinya bau anyir dan menyengat itu memang berasal dari bawah tempat tidur. Aku tak tahan dan muntah ke keranjang sampah. Selendang tua dari lemari kugunakan untuk mengikat hidungku ke kepala.
Perlahan aku memutar anak kunci dan membuka koper sambil menduga kemungkinan terburuk tentang benda di dalamnya.
Ya Tuhan!! Mataku membelalak demi melihat isi di dalamnya. Itu adalah potongan mayat adikku, Julia. Keadaannya sangat buruk karena mulai digerogoti makhluk kecil yang bergerak-gerak.
"Jangan bergerak, Nona! Anda kami tangkap karena kasus pembunuhan berencana!" seorang petugas memberitahu sementara temannya dengan cepat memborgol tanganku ke belakang.
"Tunggu...., saya tidak melakukan apapun, Tuan!"
"Percuma membela diri, Nona Carry. Di sini semua niat dalam hati akan dikabulkan oleh Dewi kami. Bukankah kau ingin adikmu itu mati?"
Aku memandang wajah abu-abu agak gelap dengan hidung besar yang kemarin memberiku kunci kamar. Di sana terpatri gambar siluet wanita bermahkota yang sangat anggun.
***
Kota Kayu, 11 Juni 2023
Cerpen Ika Ayra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H