*
Aku tidak bisa memejamkan mata dan terus saja membalik-balikkan badan di atas tempat tidur.Â
Aku tidak mungkin menjelaskan pada ibu bahwa Julia dan penumpang lainnya menghilang begitu saja, dan bus berubah menjadi rongsokan tua.
Aku bertambah benci pada adikku itu. Dia selalu saja membuat masalah dalam hidupku.
Hmm, bau apa ini? Aku merasa mual dan ingin muntah. Anyir sekali. Apakah di sekitar sini ada potongan daging manusia yang mulai membusuk?
Aku menutup hidungku dengan selimut. Namun beberapa lama kemudian bau itu kembali tercium. Malah terasa semakin dekat. Usahaku membuka jendela tak mengurangi bau di dalam kamar.
Aku berusaha tidak memikirkannya namun bayangan mengerikan justru memenuhi kedua mataku.
Saat kudengar langkah kaki di luar, aku bergegas membuka pintu. Mungkin petugas juga merasakan gangguan ini dan bermaksud memindahkanku ke kamar yang lain.
Aneh. Tidak ada siapa-siapa di luar. Lorong depan kamar begitu sepi dan tampak remang saja.
Aku menutup pintu kamar dan memutuskan menggeledah lemari dan bawah tempat tidur. Meski terkunci dan sedikit sulit dibuka, akhirnya berhasil juga dengan bantuan sisa lilin di meja. Sayangnya di dalam hanya ada boneka besar yang sudah usang dan beberapa kostum badut. Tak ada barang busuk apapun.
Tempat terakhir adalah bawah tempat tidur dengan dua koper besar yang dipenuhi debu. Koper berwarna hitam tampaknya terkunci meski tidak terlalu berat. Tetapi koper merah masih dengan anak kunci menggantung.