Dan lebih buruk lagi, mereka mengatakan ini adalah siasat licik ibu agar mobil itu tetap utuh dan bisa digunakan pulang-pergi ke toko roti.
Sebagai anak yang baik, aku berusaha tidak mengungkit lagi apa yang menjadi rasa penasaranku. Aku juga tidak lagi menanyakan apakah kematian ayah disebabkan karena sihir yang dilakukan ibu.Â
Saat aku lulus dari sekolah, ibu telah memiliki sebuah toko dengan dua pegawai di bagian penjualan dan lima orang pekerja yang membantunya di bagian produksi. Kelezatan roti buatan ibu membuat usaha ibu maju pesat pada tahun pertama. Â
Sayang, pada bulan kelima aku di sana, ibu jatuh sakit dan meninggal tak lama kemudian. Kali ini aku benar-benar merasa terpukul karena ibu meninggalkan bisnisnya dan juga ketiga adikku yang masih bersekolah.
Aku termenung di belakang meja kasir, setelah para pengantri itu pergi membawa roti favorit mereka. Wajah mereka dihiasi senyum dan kepuasan karena produk "Mariane's Bakery" adalah yang terlezat di seluruh Dreamtown.
Ibu seorang penyihir atau bukan, bagiku dia mencintai keluarganya sampai akhir hidupnya.
***
Kota Kayu, 27 Desember 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H