Perlahan pintu abu-abu itu dibuka dari dalam. Sesosok wanita keluar dan langsung menyambutku dengan merentangkan kedua tangannya.
"Kariiiiin...."
Aku segera menghambur ke pelukan mama. Rindu dan bahagia kembali menumpahkan tangisku. Betapa bersyukurnya karena mama masih mau menerimaku.
"Ini Karin bawa bunga untuk mama," kataku sambil melepaskan pelukan.Â
Kupandangi wajah mama yang sudah dihiasi kerutan, namun masih terlihat cantik.
"Terima kasih, ya Karin. Mama tahu Karin akan pulang hari ini," mama mencium bunga di tangannya. Kami pun masuk ke dalam rumah.
"Oya?"
"Ya. Mama selalu berdoa setiap malam. Mama juga sudah menyiapkan kado ulang tahun untuk Karin. Sebentar, mama ambilkan..."
Aku benar-benar terharu. Mama punya kado meski aku sudah meninggalkannya sekian lama.Â
"Selamat ulang tahun, Karin. Mama senang Karin sehat, panjang umur, dan akhirnya pulang ke rumah ini..."
"Mama, Karin minta maaf yaa..." aku berlutut mencium kaki mama.Â