"Sam Tsui?"
"Apa kabar?" katanya tanpa berusaha menyalamiku.Â
"Kami semua baik. Apa kau bertemu suamiku?"
Pria itu tersenyum, sambil mengalihkan perhatiannya.
Dia masih saja menawan seperti dulu, menimbulkan getaran tertentu yang tak bisa kukendalikan.
"Mm, ya, dan dia mengatakan hal-hal yang aneh.
Baiklah, aku permisi. Selamat tinggal!"
"Sam Tsui...." aku menahannya, tapi pria itu terus berlalu.
Entah mengapa air mataku jatuh menetes.
Sebagai wanita biasa, aku mungkin masih menyimpan sedikit cinta itu. Tapi kau lihat sendiri, hubungan kami sudah lama berakhir.Â
Aku mendengar berita tentang Sam Tsui dari teman-teman, tapi aku tak pernah mencoba kontak dengannya di media sosial. Begitu pun dia.