"Saya mengaku, Pak."
"Saya yang melemparkan handphone milik Luna ke tengah api unggun..."
Wah! "Kapan kejadiannya?" tanya Pak Andi.
"Sekitar jam empat, Pak. Setelah saya membuka galeri foto dan membaca chat di handphone Luna!"
Oh Tuhan... Aku tak percaya, Ariel tega membuang barang yang dibeli orang tuaku dengan susah payah secara keji seperti ini.Â
"Tapi kenapa?" tanya guru BP itu heran.
"Saya kecewa melihat beberapa foto dan video Luna dengan anak penjual kripik nangka itu Pak!"Â
Hah?
"Semalam mereka juga masih chattingan, padahal kan Luna sudah jadi pacar saya Pak..."
Haaahhh... "Karena itu??" kataku terbelalak dan syok.
Padahal aku mengira momen tadi malam akan berkesan seumur hidupku. Ariel adalah cinta pertama yang mengisi seluruh ruang hatiku.Â