"Bagaimana?" tanya Pak Andi, guru BP yang jadi ketua panitia.
"Nihil, Pak!" sahut guru mapel PJOK.
"Tapi saat anak-anak memadamkan sisa api unggun, mereka menemukan ini..."
Apa?? Samar-samar dan tak jelas, aku melihat benda yang diacungkan Pak Baharudin. Sepertinya bangkai ponsel yang telah gosong!
"Apa itu? Mirip ponsel terbakar yaa?" Pak Andi ternganga.
Tanpa menunggu lagi, aku langsung menyambar.
Seketika air mataku meleleh. "Apa ini handphone saya, Pak?"
Semua mata ikut terbelalak. Komentar-komentar mereka terdengar seperti gemuruh suara lebah.
"Siapa yang mempersiapkan api unggun semalam?" tanya Pak Andi beberapa saat kemudian. Suara-suara itu terhenti, lalu bergemuruh lagi.
"Saya Pak, dibantu teman-teman lainnya," kali ini Ariel yang maju ke dekat kami.
Pak Andi menatap Ariel penuh selidik. Ia seperti memikirkan sesuatu di kepalanya.