"Dan jangan khawatir kamu tidak bisa tidur karena banyak nyamuk. Cuaca cerah, angin tenang, nyamuk-nyamuk tidak akan tertiup ke lokasi perkemahan. Dan aku sudah menyiapkan persediaan kayu cukup banyak. Api unggun ini akan bertahan sampai besok pagi."
"Oya? Lama juga."
"Di dekat sini banyak ranting-ranting kering yang tidak pernah digunakan penduduk. Jadi jumlahnya cukup melimpah. Mereka semua menggunakan gas alam yang dialirkan langsung ke rumah-rumah. Praktis dan terjangkau..."
"Sok tahu kamu!" kataku sambil memanyunkan bibir.
Kata orang, cinta pertama sungguh indah. Benar, sih. Sekalipun ada banyak peserta dalam kegiatan ini, tetap saja aku merasa dunia milik berdua. Cie... ciee....!
"Luna, ini aku bawa roti isi daging kesukaanmu. Kamu satu, aku satu, yah..."
Aku menatap makanan favoritku. Biasanya kalau lagi jjs, kami mampir ke toko roti untuk membeli dua buah. Malah suap-suapan sama Ariel, hehe...
"Buat besok pagi aja ya, makannya. Barusan aku makan kripik nangka. Nih, masih ada," aku menyorongkan bungkus kripik yang isinya tinggal sedikit.
"Jadi anak tukang kripik itu, ngasih camilan ke kamu?" tanya Ariel dengan mimik tak suka. Aku mengangguk.
"Ada yang salah?" tanyaku.
Aku dan Yusuf, sekelas tiga tahun ini. Kalau kami jadi akrab, rasanya tak aneh. Lagi pula rumah kami searah. Jadinya ya sering pulang jalan kaki bareng. Maksudku bersama yang lain juga sih.