Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Betapa...

2 Juni 2021   16:49 Diperbarui: 2 Juni 2021   22:26 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Lihatlah aku, aku keluar rumah dengan baju serba panjang dan tertutup. Tanpa polesan di wajahku atau parfum apapun. Kau masih cemburu??"

Aku menelan ludah. Apakah aku sudah menyiksa Liana, istriku? Dia tampak begitu tertekan mengeluarkan kalimatnya. Dia tak peduli anak-anak mendengar pertengkaran kami.

"Mana ada maling mau ngaku?" kalimat ini meluncur tanpa kuduga. Konyol.

Sepertinya aku memang menikmati setiap kali Liana emosional. Nyatanya aku bisa tetap santai mendengarkan. Aku memang tak terpancing. Aku tak suka memukul Liana meski dia kadang keterlaluan.

"O, jadi aku maling?"
"Jadi aku harus mengaku seperti pikiranmu, supaya kau senang??"
Oh tidak. "Liana...!!!

Terlambat.

Darah mengucur dari genggaman pisau di perutnya. Liana bunuh diri. Kulihat matanya memejam dan wajahnya pucat. Kemudian ambruk ke lantai.

"Liana!!"

Aku terbangun dengan wajah berkeringat. Ternyata mimpi. Syukurlah. 

Rokok di tanganku sudah jatuh ke lantai. 

Kulihat Liana masih pulas. Tangannya merangkul si kecil yang imut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun